Risiko Tidak Proporsional
Para ahli privasi juga telah lama mempertanyakan dampak dari pengumpulan data biometrik untuk program kontra-terorisme dari Somalia hingga Palestina seperti dimandatkan oleh dewan keamanan PBB.
Amerika Serikat memperkenalkan sistem biometrik di Irak dan Afghanistan untuk membedakan pemberontak dengan warga sipil "tanpa uji pendahuluan tentang dampaknya terhadap hak asasi manusia dan tanpa perlindungan yang diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan," kata Privacy International pada Mei.
Ketika warga Kabul yang panik berusaha pergi menyelamat diri pekan ini, Taliban mengatakan mereka tidak akan menuntut balas kepada prajurit dan pejabat pemerintah, atau kontraktor dan penerjemah yang bekerja pada pasukan internasional.
Namun demikian, badan-badan bantuan dan otoritas pemerintah harus hati-hati memantau identitas atau sistem pangkalan data, dan menyembunyikan atau menutup akses ke data-data itu segera, kata Chima.
Kekhawatiran bahwa Taliban bisa menggunakan data tersebut untuk menarget para aktivis atau orang dari pemerintahan sebelumnya menegaskan kebutuhan yang mendesak untuk membicarakan penggunaan teknologi biometrik dalam kontraterorisme atau untuk kendali perbatasan, kata para aktivis HAM.
"Kelompok rentan dan terpinggirkan berada dalam bahaya yang tidak proporsional, khususnya minoritas ras, suku dan agama, pengungsi dan imigran, juga mereka yang tinggal di zona konflik," kata Marlena Wisniak dari Pusat Eropa untuk Hukum Nirlaba.
"Sayangnya, dampak negatif ini tidak sepenuhnya disadari atau ditangani," kata Wisniak.***