BPOM Lepas Tangan, Siti Fadilah Supari Terus Kampanyekan Vaksin Nusantara: Sebetulnya Bukan Vaksin

- 29 Agustus 2021, 17:54 WIB
Eks Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari
Eks Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari /Tangkapan layar/Kanal YouTube IC The Real Show

GALAMEDIA - Di tengah polemik berkepanjangan, mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari kembali berbicara soal Vaksin Nusantara.

Kali ini 'Sang Panakluk WHO' ini berbicara kepada Ichsanuddin Noorsy pada video YouTube pada kanal IC The Real Show dikutip, Minggu, 29 Agustus 2021.

Kepada Begawan Ekonomi tersebut, Siti Fadilah Supari blak-blakan menyatakan dukungannya terhadap Vaksin Nusantara.

Ia pun mengungkapkan alasannya kenapa sangat mendukung imunoterapi sel dendritik tersebut.

Siti kembali menegaskan bahwa vaksin Nusantara itu sebetulnya bukanlah vaksin melainkan imunoterapi.

Mulanya hal itu untuk melawan penyakit kanker, namun dokter Terawan telah membelokannya untuk melawan virus corona.

Baca Juga: Polisi Tongkrongi Sekolah yang Gelar PTM, Sambodo: Kita Koordinasi dengan Dinas

"Punyanya Pak Terawan itu tidak memasukkan virus dan sebetulnya namanya bukan vaksin tapi imunoterapi," jelasnya.

Dijelaskan, proses aplikasi atau penerapan vaksin Nusantara pada tubuh yang mana melibatkan peran dendritik sel dan darah.

"Saya lumayan dekat dengan Pak Terawan, jadi apa namanya, dia itu darah kita diambil kemudian itu diproses selama 8 hari, diambil dendritiknya dan diproses," tuturnya.

Proses tersebut, lanjut dia, membuat dendritik selnya menjadi lebih kuat dan sama halnya seperti kerja vitamin untuk melawan virus.

"Menurut saya diprosesnya itu memperkuat dendritik sel kita di sana aktif receiver-receiver-nya (reseptor) kita sudah bisa kaya vitamin-vitamin yang kira-kira berperan untuk melawan virus," ujar Siti Fadilah.

"Nah, setelah itu dia di-challenge dengan virus (Covid-19) sampe virusnya lepek (mati)," katanya.

Sederhananya, lanjutnya lagi, darah yang diambil dari tubuh manusia akan diproses selama 8 hari.

Kemudian selama proses berlangsung, darah dan dendritik sel bakal diberi virus yang mana untuk mengetahui apakah cara seperti itu manjur untuk melawan virus atau tidak.

Baca Juga: Prabowo Subianto 'Jilat' Presiden Jokowi, Natalius Pigai Beri Dukungan: Prabowo Tak Punya Musuh!

Jika virusnya mati, maka darah yang telah diproses tersebut bakal dimasukkan lagi ke dalam tubuh manusia sebagai imunoterapi.

Setelah mendengar penjelasan dari Siti Fadilah, Ekonom Ichsanuddin Noorsy menyimpulkan jika keunggulan vaksin Nusantara dari yang lainnya yakni imunoterapi ini tidak melibatkan virus apapun, melainkan murni dari tubuh manusia.

Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lepas tangan terkait pemantauan Vaksin Nusantara alias imunoterapi sel dendritik.

Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan, pemantauan imunoterapi sel dendritik tidak dilakukan oleh BPOM karena bukan produk seperti vaksin yang diproduksi secara massal.

"Itu bukan produk yang akan digunakan massal, diproduksi massal. Tapi itu pelayanan individual, jadi bukan melalui Badan POM," jelasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x