“Material dari hasil peledakan juga digunakan untuk konstruksi bendungan, hal ini tentu membuat proyek semakin efisien dan efektif dalam penganggaran. Serta tentunya tetap mengutamakan keamanan baik pekerja maupun masyarakat,” jelas Setio
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2022 ini nantinya akan berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah Indramayu dan Sumedang. Selain itu, berpotensi menjadi tempat wisata baru. Bendungan Cipanas juga diupayakan menjadi pendukung ketahanan air dan pangan nasional.
Dengan daya tamping mencapai 250 juta meter kubik, diharapkan suplai air dari bendungan ini dapat membantu petani dalam meningkatkan intensitas tanamnya. Sebelumnya para petani hanya dapat menanam satu kali dalam setahun karena masih menggunakan metode tadah hujan.
Sumber air Bendungan Cipanas berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan anak sungai Cimanuk, juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter perdetik. Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minohidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Baca Juga: Perpustakaan Tak Boleh Lagi Menjadi Menara Gading, Harus Bisa Menjangkau Masyarakat
Sementara itu, Direktur Operasi PT DAHANA (Persero) Bambang Agung mengatakan bahwa dengan dimulainya pekerjaan Drilling and Blasting Dahana menggunakan teknologi bahan peledak Dabex di project Bendungan Cipanas bersama pemilik proyeknya PT Wijaya Karya (Persero), membuktikan bahwa sinergi antar Perusahaan BUMN sangat penting dan dapat meningkatkan kinerja kedua perusahaan yang akan menghasilkan pekerjaaan yang lebih berkualitas dan sesuai waktu penyelesaian pekerjaannya.***