Rocky Gerung Soal Ekonomi RI: Selalu, Ini Ngaconya Pemerintah termasuk Sri Mulyani!

- 5 September 2021, 20:56 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung.
Pengamat Politik Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

 

GALAMEDIA – Riset yang dipublikasikan oleh Nomura Securities menyatakan Indonesia termasuk di antara 10 pasar negara berkembang (emerging market) yang dianggap paling rentan terdampak gelombang kejut dari kemungkinan penarikan stimulus moneter besar-besaran Federal Reserve AS.

Sementara sembilan negara lainnya adalah Brasil, Kolombia, Chili, Peru, Hongaria, Rumania, Turki, Afrika Selatan, dan Filipina.

Saat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyatakan bahwa ekonomi Indonesia lebih top dari negara tetangga.

Sri Mulyani mengatakan yang juga patut disyukuri adalah Indonesia juga menjadi salah satu negara yang bisa melewati masa pre covid. Di mana pertumbuhan ekonominya pada kuartal II-2021 tumbuh 7,07%. Jauh lebih tinggi dari perekonomian di 2019 yang berada di level 5%.

Pengamat politik Rocky Gerung lantas menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa pemerintah ngaco termasuk Sri Mulyani.

Baca Juga: Soal KPI, dr Tirta: Lebih Baik Ketua KPI Mundur

“Jadi selalu ini ngaco nya pemerintah termasuk Ibu Sri Mulyani. Dia gak paham bahwa seluruh data kita dibaca harus dalam perbandingan dengan data global. Kan itu intinya,” ujarnya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Minggu, 5 September 2021.

Menurut Rocky apa yang dipublikasikan oleh Nomura seharusnya menjadi patokan bagi Indonesia.

“Jadi yang diuraikan oleh Nomura itu, itu jadi patokan dari financial player kan. Kan Nomura gak punya kepentingan politik dengan Indonesia, jadi dia beri saja data apa adanya. Dia gak manipulasi,” tuturnya.

Bagi ahli filsuf ini, apa yang diucapkan peneliti asing lebih berguna dari pada yang diucapkan oleh kabinet pemerintahan.

“Dan itu pertanda bahwa apa yang diucapkan oleh peneliti asing, itu lebih berguna dari pada apa yang diucapkan oleh kabinet,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Rocky tahu Indonesia keluar lebih cepat, namun hal itu bersamaan dengan Amerika yang keluar lebih cepat lagi.

Baca Juga: Drone Emprit: Elektabilitas Demokrat Paling Tinggi Kalahkan PDIP, Golkar, dan Gerindra  

Hal ini, sambungnya, akan berakibat bagi ekonomi Indonesia.

“Kedua, kita tahu bahwa Indonesia berhasil keluar lebih cepat. Iya tapi Amerika keluarnya lebih cepat lagi tuh,” jelasnya.

“Dan pulihnya lebih bagus, akibatnya apa? Akibatnya, ya kalau ekonomi Amerika pulih, ya tentu dia akan panggil dollar buat pulih. Maka dollar akan pulang kampung, sehingga biaya meminjam dollar bakal lebih besar lagi. Jadi itu kan hal yang simpel yang mestinya gak usah disembunyikan,” tandasnya.

Rocky menuturkan, Indonesia akan mengalami masalah karena eknomi Amerika pulih.

Baca Juga: Baru Saja Diingatkan Kepala BMKG, Wilayah Maluku Diguncang Gempa Magnitudo 5,0

“Bahwa Indonesia sebetulnya akan mengalami trouble karena ekonomi Amerika pulih, maka dollar mending balik lagi ke Amerika, karena investasi di situ sedang tumbuh,” terangnya.

“Gak mungkin dollar tetap di Indonesia kalau Indonesia terpuruk, dia cari lebih lukatif yaitu balik kampung saja kan,” pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x