Setelah penembakan itu, Untung melihat sang ayah dilempar ke dalam sebuah bus lalu dibawa pergi oleh pasukan Cakrabirawa.
"Ini saya lihat sampai keluar di lempar lah ke dalam bus kalau gak salah. Almarhum itu di lempar ke dalam bus setelah itu berangkat mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, Untung juga mengatakan bahwa dia sangat terpukul jika ada pihak yang mengatakan bahwa kejadian saat itu tidak terdapat kekerasan sama sekali.
"Saya gak suka, ada orang bilang tidak ada penyiksaan itu bohong semua. Kami yang lihat disini kami yang ngalamin," kata Untung.
"Gimana kita gak sakit hati, timbulah sakit hati kalau liat orang yang ngomong kaya gitu," sambungnya.
"Karena kami yang ngalamin, orang tua kami ayah kami yang kami cintai itu diseret seret keluar," ujarnya.
Dalam kesaksiannya itu, Untung dan keluarganya yang masih ada mengatakan bahwa setiap September mereka sangat berduka. "Setiap September kami punya perasaan sendiri tidak bisa terus lupa. Gak mungkin, karena ini yang kami alami," kata Untung.
"Setiap september kita tidak akan merasa senang, kita selalu merasa sedih karena kita akan ingat terus ingat terus," imbuhnya.***