Sebab, di survei ini tidak ada yang namanya calon atau kanditat premium.
“Karena begini, pertama tidak ada jagoan di sini. Tidak ada istilahnya, seperti dikatakan Denny JA itu namanya calon premium,” ucapnya.
“Kandidat premium itu adalah kandidat yang elektabilitasnya di atas 25 persen,” sambungnya.
Hal ini terjadi karena ada 42 tokoh yang disurvei. Namun tetap saja Prabowo tak bisa dianggap unggul dari yang lain.
“Kalau misalnya cuman lima calon ya mungkin saja, Tapi ini 42 nama terbesar hanya 18,1 persen,” terangnya.
“Jadi Prabowo tidak bisa juga dianggap sebagai kandidat premium,” pungkasnya. ***