GALAMEDIA - Belum lama ramai tagar #PercumaLaporPolisi #1Hari1Oknum hingga #NoViralNoJustice.
Kemunculan tagar tersebut ditanggapi Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Tagar-tagar tadi seolah menjadi kritik hingga Kapolri pun mendesak jajarannya untuk melakukan evaluasi.
Baca Juga: Krisdayanti Posting Momen 7 Bulanan Aurel: Jadikanlah Bayi dalam Kandungannya Orang Baik, Bertakwa, dan Cerdas
Evaluasi dilakukan untuk menghilangkan stigma negatif di masyarakat .
Hal itu disampaikan Kapolri saat memberikan arahan dalam "Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi (Rakor Anev) Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri" di Yogyakarta.
"Ini waktunya kita berbenah untuk melakukan hal yang lebih baik. Bagaimana kita melihat perkembangan medsos terkait peristiwa yang diupload. Ini menjadi tugas kita semua," ujar Kapolri dalam rahan yang disiarkan kanal YouTube Divisi Humas Polri.
Baca Juga: Catat! Ini 5 Makanan Enak untuk Kesehatan Otak
Kapolri mengatakan tagar #NoViralNoJustice muncul karena masyarakat membuat perbandingan antara kasus yang dimulai dengan laporan langsung ke polisi dengan kasus yang dipicu peristiwa viral.
Dalam kacamata masyarakat kasus yang diviralkan cenderung selesai dengan cepat, bahkan muncul tagar #ViralForJustice.
"Fenomena ini harus dievaluasi, kenapa terjadi. Kemudian sudah melekat di masyarakat harus viral, kalau tidak viral prosesnya tidak akan berjalan dengan baik," paparnya.
Baca Juga: Spoiler Buku Harian Seorang Istri 19 Desember 2021: Dewa Syok, Nana Datang ke Apartemen Mirna
Untuk itu, Kapolri menekankan agar jajaran Polri memahami persepsi yang muncul di masyarakat.
Menurutnya, hal tersebut menjadi bagian dari evaluasi.
Kapolri juga mengaskan kritik membuat Polri harus segera memperbaiki diri dan berbenah untuk memenuhi harapan masyarakat.
Baca Juga: Abdillah Toha Usul Habib Bahar Dijebloskan Ke Rumah Sakit Jiwa: Dipasung Sampai Sembuh
Kehadiran Polri dalam operasi kemanusiaan menurutnya diapresiasi oleh masyarakat. Ini menunjukkan harapan dan kepercayaan terhadap Polri yang melayani dan mengayomi.
"Ini menjadi bagian tugas jajaran untuk mengevaluasi, di sisi mana yang masih kurang terkait perjalanan organisasi Polri, baik secara perilaku individu sehingga kemudian diperbaiki," papar Listyo.
"Pilihannya hanya satu, yakni harus keluar dari zona nyaman sehingga organisasi kita bisa menjadi organisasi modern," sambungnya.***