Respek Tinggi Kepada ASN, Wakil Ketua DPRD Ade Supriadi Ingatkan Sejumlah Permasalahan di Kota Bandung

- 19 Desember 2021, 17:59 WIB
Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung Ade Supriadi.
Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung Ade Supriadi. /Yeni Siti Apriani/Galamedia/

GALAMEDIA - Warga Kota Bandung terus bahu membahu berupaya menekan penyebaran virus Corona (Covid-19) hingga nyaris pulih total di akhir 2021 ini.

Upaya tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua 1 DPRD Kota Bandung Ade Supriadi SE.

"Dari fungsi pengawasan kami di dewan, saya juga menaruh respek tinggi bagi para ASN (Aparat Sipil Negara) yang berjibaku, dengan anggaran terbatas, demi terciptanya Bandung yang sehat dan mengarah ke era normal. Ada Dinas Kesehatan, seluruh rumah sakit termasuk milik Pemkot Bandung yang berjuang meninggalkan keluarganya demi mempertahankan nyawa rakyat, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lainnya juga banyak berkontribusi," ujar Ade, Ahad, 19 Desember 2021.

Menurutnya, stabilitas ekonomi, harga kebutuhan pokok yang terjaga, hingga kondusivitas yang didukung aparat TNI dan Polri di Kota Bandung cukup terjaga dan itu patut disyukuri sebagai berkah sehingga kita bisa menjalani masa pemulihan menuju Bandung yang kembali bangkit.

Baca Juga: LINK NONTON LIVE STREAMING TIMNAS INDONESIA VS MALAYSIA di Piala AFF 2020 Malam Ini Pukul 19.00 WIB

Di tengah segala pencapaian terbaik, Ade pun mengucapkan terima kasih tak terhingga bagi mendiang Wali Kota Bandung Oded M Danial. Pasalnya selama pandemi, dalam kondisi kesehatan terkendala sekalipun, Mang Oded terus mengawal nasib warganya.

Ada sejumlah instruksi komando tertinggi Pemkot Bandung yang didistribusikan kepada seluruh jajarannya supaya masyarakat tetap terlindungi haknya, dan pembangunan kota tetap dalam misi kemajuannya.

"Yang perlu dicermati, ada visi dan misi yang harus direalisasikan oleh ASN sebagai pelaksana tugas di Pemkot Bandung. Soal pungli pelayanan masih muncul, bahkan di tengah prosesi pemakaman jenazah Covid-19. Saya meminta seluruh pelayan publik betul-betul berbakti pada rakyat. Apalagi postur anggaran yang kita kenal di kota dan kabupaten banyak terserap untuk belanja pegawai. Soal Tamansari juga harus jadi fokus pemkot," terangnya.

"Konflik Taman Sari menunjukkan sertifikasi aset milik Pemkot Bandung yang masih kusut. Persoalan banjir belum juga usai. DPU (Dinas Pekerjaan Umum), DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal, Perizinan Terpadu Satu Pintu), DPKP3 (Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Pertamanan) punya andil di sini, karena kolam retensi dijanjikan bisa terealisasi dengan kontribusi pihak ketiga seperti pengusaha properti dan perusahaan swasta, salah satunya sebagai syarat perizinan terbit," terangnya.

Baca Juga: Sempat Heboh Masuk Partai Demokrat, Komedian Narji Terima Kartu Tanda Anggota PKS

Ia mengatakan, di masa pandemi Covid-19, masalah sampah juga sempat kembali mencuat. Diharapkannya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)
wajib menggenjot program Kang Pisman sebagai pola penanganan sampah terbaik yang diwariskan Mang Oded.

Peran kecamatan dan kelurahan juga sangat penting karena memiliki fungsi layanan paling dekat dengan masyarakat.

Di sisi lainnya, pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) sebagai pahlawan stabilitas ekonomi Kota Bandung harus diberi perhatian lebih.

Dinas KUKM (Koperasi, Usaja Kecil dan Menengah) perlu mengoptimalkan layanan, khususnya digital, untuk mendongkrak potensi pengusaha kecil yang sedang mencoba bangkit dari jeratan pandemi.

"Saya menyoroti peran Perumda BPR Kota Bandung yang sahamnya juga dimiliki Pemkot supaya gencar membantu pembiayaan UMKM. Persoalan layanan air bersih juga masih diteriakkan warga dan harus serius dibenahi oleh Perumda Tirtawening," terangnya.

Baca Juga: Tak Disangka! 7 Penyanyi Indonesia Ini Sering Dikira dari Malaysia Lho, Kok Bisa?

"Janji Perumda Pasar Juara juga belum memperlihatkan kemajuan. Padahal, banyak pelaku usaha yang bergantung pada perguliran ekonomi di dalamnya, dan menjadi kunci stabilitas kota. Tahun depan harus menjadi tonggak realisasi janji, termasuk revitalisasi pendukung kenyamanan berdagang dan berbelanja," tambahnya.

Ade juga menyoroti kemacetan dan pengelolaan angkutan umum yanh menjadikan Bandung semakin terbelakang dibanding kota lainnya.

Damri menghapus sejumlah trayek karena kalah saing dengan kendaraan pribadi. Bus parkir dan ngetem jadi biang macet. Dishub seakan hilang.

"PT BII yang seharusnya bisa menjadi solusi juga lenyap dari kabar di Kota Bandung. Padahal, ada tugas PT BII untuk membuka keran anggaran dari pihak ketiga untuk mewujudkan MRT, LRT, atau transportasi publik lainnya," terangnya.

Kemudian soal Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Jawaban Dispora atas pertanyaan bobotoh juga belum terbukti. Di mana Stadion GBLA saat ini seolah masih diperuntukkan bagi pasar kaget di hari Minggu.

"Harus ada kepastian penggunaan kembali GBLA untuk Persib, karena sebentar lagi kuota penonton di tribun akan kembali dibuka di ajang Liga 1," terangnya.

Baca Juga: Gegara ingin Tes DNA, Faisal ke Doddy Minta Tak Permasalahkan Masa Lalu Bibi-Vanessa: Kenang yang Baik Saja

Lalu seniman dan budayawan yang juga tak luput dari keterpurukan. Ade optimistis tahun depan acara terbuka sudah diperbolehkan, sehingga seniman dan budayawan bisa kembali bekarya.

"Saya meminta Disbudpar mengawal setiap perizinan yang diajukan budayawan, seniman, dan musisi," ungkapnya.

"Jangan sampai Kota Bandung kembali ke era sebelum pandemi, dengan kondisi izin penyelenggaraan acara serba dipersulit. Jika tak dibenahi, maka Pemkot Bandung akan membenamkan talenta seni dan mengubur label Bandung sebagai kota kreatif," ungkapnya.

"Saya berpesan, seluruh jajaran Pemkot Bandung segera merancang proses pemulihan kota menuju kebangkitan ekonomi, mulai tahun depan. Pandemi ini telah cukup menahan laju perkembangan kota. Yang dibutuhkan warga pembayar pajak hanyalah kemudahan, kenyamanan, dan kecepatan layanan Pemerintah Kota Bandung," ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah