Orang Luar Negeri Doyan Ikan Asin, Ekspor dari Indonesia Terus Meroket

- 12 Februari 2022, 21:28 WIB
Ilustrasi ikan asin atau ikan yang sudah diawetkan.
Ilustrasi ikan asin atau ikan yang sudah diawetkan. /PIXABAY/Thutruongvn
GALAMEDIA  - Orang orang di luar negeri ternyata gemar makan ikan asin dari Indonesia.
 
Terbukti dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang ekspor ikan asin dari Indonesia ke luar negeri.
 
Data BPS, volume ekspor ikan asin dari Indonesia pada periode Januari hingga November 2021 sebanyak 8,96 juta kg dengan nilai sebesar US$93,17 juta.
 
Nilai tersebut meningkat 0,69 persen dibandingkan periode  sama tahun sebelumnya yang sebesar US$92,53 juta.
 
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia sebagai negara maritim memiliki kekayaan biota laut yang melimpah, termasuk komoditas ikan asin.
 
"Selain bisa menjadi berbagai jenis makanan dari olahan ikan segar, ikan tersebut pun dapat diolah menjadi ikan asin," ucapnya seperti dilansir Galamedia dari InfoPublik pada Sabtu, 12 Februari 2022.
 
BPS memaparkan, dengan penduduk berjumlah kurang lebih 1.900 penduduk dan 342 Kepala Keluarga di Pulau Pasaran, terbagi atas beberapa kelompok masyarakat, yakni 5 kelompok pengolah dengan 48 pengolah, 2 kelompok nelayan rajungan, 2 kelompok pembudidaya ikan, dan 10 kelompok kerang hijau.
 
 
Tenaga kerja yang menekuni industri rumahan ikan asin di pulau tersebut berjumlah sekitar 765 orang. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berasal dari luar Pulau Pasaran. Menko Airlangga juga mengapresiasi kepada ibu-ibu pengolah ikan asin tersebut.
 
“Bagus sekali usaha ibu-ibu untuk mengolah ikan asin, jadi bisa membangkitkan perekonomian lokal di sini. Ikan asin juga menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga diekspor,” ujar Airlangga.
 
Rata-rata produksi ikan teri asin di wilayah tersebut yakni kurang lebih sebanyak 3 ton per bulan untuk setiap pengolah, sehingga produksi totalnya diperkirakan sebanyak 120-150 ton/bulan atau sekitar 1.140 ton per tahun. 
 
 
Adapun beberapa jenis ikan teri asin yang diproduksi adalah teri nasi super, teri nasi biasa, teri buntiau, teri rc, teri jengki, dan teri katak. Rentang harga jual per kilogram dari yang termahal yaitu ikan teri nasi super senilai Rp120 ribu/kg sampai termurah yakni ikan teri katak senilai Rp50 ribu/kg. 
 
Produk tambahannya, merujuk data BPS, adalah cumi asin dan ikan tanjan.
 
Dalam hal pemasaran ikan teri asin tersebut, sebanyak 50 persen hasil produksi dipasarkan ke DKI Jakarta, sebanyak 30 persen ke wilayah di Medan, Padang, Jambi, dan sekitarnya, kemudian sebanyak 10 persen ke wilayah di Karawang, Cianjur, Bandung, dan sekitarnya, serta 10 persen ke pasar lokal di Lampung.
 
 
Keunggulan ikan teri nasi Pulau Pasaran bisa dilihat dari sistem pengolahan ikan teri yang direbus di atas kapal setelah penangkapan, dengan tujuan menjaga kualitas ikan.
 
“Saya harap usaha pengolahan ikan asin di Pulau Pasaran ini akan semakin berkembang, sehingga akan berkontribusi lebih besar kepada produksi ikan asin di Indonesia. Untuk kualitas sebaiknya juga dapat semakin ditingkatkan agar menjadi pilihan ikan asin utama di negara ini,” tandas Airlangga.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x