Network
GALAMEDIA - Politisi PDIP, Ruhut Sitompul terheran-heran dengan rencana petinggi PA 212, Novel Bamukmin yang bakal maju di pilpres 2024 mendatang.
Melalui cuitan di akun Twitter miliknya, Ruhut Sitompul tampak tertawa terbahak-bahak sangat mengetahui rencana Novel Bamukmin tersebut.
"Ha ha ha tertawa aku termehek mehek melihat kelakuan-kelakuan kadrun ini," kata Ruhut Sitompul, dikutip Galamedia dari akun Twitter @ruhutsitompul, Selasa 15 Februari 2022.
Ruhut Sitompul juga merasa heran sebab masih ada saja pihak-pihak yang mendukung rencana Novel Bamukmin untuk maju di pilpres 2024 tersebut.
Apalagi menurutnya, para pendukung Novel Bamukmin itu dianggapnya terlalu barbar, karena menyerang hingga mengancam setiap orang yang mengkritiknya.
Terlebih, Ruhut Sitompul mengakui bahwa dirinya juga mendapat ancaman dari para pendukung Novel Bamukmin ketika dirinya mengkritik rencana petinggi PA 212 tersebut.
Baca Juga: Tiap Hari Anies Baswedan Dihina Tapi Jadi Capres Teratas, Sosiolog: Rakyat Sudah Cerdas
"Eh tapi ada saja yang mendukung & ngancam-ngancam aku menghina agama tertentulah," terangnya.
Unggahan Ruhut Sitompul itu kemudian mendapat sejumlah tanggapan dari warganet.
Beberapa warganet menilai bahwa Novel Bamukmin tidak pantas untuk maju di pilpres 2024 mendatang, sehingga petinggi PA 212 itu disarankan maju sebagai capres di Amerika.
Ada juga yang menyebut bahwa Novel Bamukmin akan kalah telak apabila bersikukuh maju di pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Kimetsu No Yaiba Season 3 Adaptasi Arc Swordsmith Village
"Aku setuju dia capres, karena bisa dipastikan lawan dia di capres yang bakal menang," tulis @NababanSanto.
"OOO,ini capres negara Antartika.. setuju banget," kata @stefi_jack.
"Ya jelas..yang dukung pasti hanya PA 212," terang @adennugroho557.
Seperti diketahui, rencana Novel Bamukmin itu bukan sekadar main-main. Ia memang berniat maju di pilpres 2024 mendatang.
Namun Novel Bamukmin tak akan maju sebagai calon presiden (capres), melainkan akan diusung sebagai wakil presiden (wapres).
Bahkan ia juga mengatakan bahwa siapapun yang nantinya akan menjadi capres, harus melalui hasil ijtima ulama di tanah air.***
