GALAMEDIA - Pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina dipastikan akan semakin sulit menyusul suhu ekstrem yang melanda Eropa Timur di sejumlah titik.
Salah satunya di pinggiran ibu kota Kyiv di mana kendaraan lapis baja Putin bersiaga.
Perubahan suhu juga membuat pasukan Rusia yang melakukan konvoi tank dan kendaraan lapis baja sepanjang 40 mil di pinggiran Kyiv terhenti.
Baca Juga: Bagian dari Pembinaan, Rumah BUMN Bandung Sambangi Pelaku UMKM
Dikutip dari DailyMail, Rabu 9 Maret 2022, pasukan Putin bisa menghadapi kematian terjebak dalam kendaraan tempur minggu ini karena suhu akan semakin turun.
Cuaca dingin yang parah di Eropa Timur membuat suhu turun hingga -10C semalaman di Kyiv dan Kharkiv. Suhu bahkan turun hingga -20C di tengah cuaca yang juga berangin.
Kondisi bersalju diperkirakan akan membuat situasi sulit menjadi lebih buruk bagi Rusia yang sejauh ini terjebak sekitar 20 mil dari Kyiv selama berhari-hari di tengah persoalan mekanis, pasokan bahan bakar, dan perlawanan kuat dari Ukraina.
Baca Juga: Giring ke Anies Baswedan: Kami Cuma Ingin Bapak Kerja Aja
Mantan Mayor Angkatan Darat Inggris Kevin Price mengatakan tank Rusia takkan berguna di suhu ekstrem dan akan menjadi freezer raksasa berbobot 40 ton.
Kondisi ini akan menghancurkan moral pasukan yang tidak siap untuk perang di tengah cuaca Arktik.
Price menyatakan tentara Rusia yang tidak siap akan dihadapkan dengan suhu rendah di bulan Maret ini.
Baca Juga: Profil Hilman Hariwijaya, Penulis Lupus yang Meninggal Dunia Hari Ini
Sementara Glen Grant, pakar pertahanan senior di Baltic Security Foundation, mengatakan tank hanya akan jadi lemari es di malam hari mesin tak dinyalakan. Sesuatu yang Rusia tidak akan mampu lakukan mengingat kelangkaan bahan bakar.
Grant mengatakan bahwa jika pasukan konvoi tidak segera dipasok dengan logistik yang cukup maka akan ada banyak tentara Rusia yang kemungkinan terpaksa menyerah untuk menghindari kematian akibat suhu beku.
“Anda tidak bisa hanya duduk dan menunggu di dalam kendaraan tempur karena ini sama saja dengan menunggu untuk dibunuh. Mereka tidak bodoh," katanya kepada Newsweek.
Baca Juga: Persib Bandung Bertekad Meraih Poin Penuh Atas Arema FC, Roberts: Kami Berusaha Mempersiapkan Diri
Meski demikian suhu Arktik juga diperkirakan akan membuat kehidupan para pengungsi Ukraina yang berusaha melarikan diri dari kota-kota yang dilanda perang menjadi tidak mudah.
Di luar persoalan cuaca ini, sejumlah pejabat Kremlin kabarnya secara pribadi mengutuk ‘invasi bom cluster’ Vladimir Putin.
Sebelumnya para pejabat AS memperingatkan Putin yang kini terisolasi dapat meluapkan kemarahannya pada perlawanan sengit Ukraina dengan menggunakan senjata nuklir level rendah di beberapa kota.
Baca Juga: Innalilahi Penulis Lupus, Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia Hari Ini, Publik Berduka
Wartawan Rusia Farida Rustamova, yang memiliki koneksi dengan kalangan pemerintah sebelum melarikan diri dari negara itu mengklaim para pejabat di Moskow tidak menduga Putin akan melancarkan perang.
Mereka mulai membuat prediksi 'apokaliptik' terkait kondisi di minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang jika pertempuran terus berlanjut dan sanksi hukuman Barat kian mencengkeram.***