Kadyrov Serukan Putin Akhiri Perang Ukraina dengan Blitzkrieg dalam Dua Hari: Kamerad Lembek!

- 8 Maret 2022, 14:36 WIB
Ramzan Kadyrov
Ramzan Kadyrov /Tangkapan layar Youtube Tawaf Tv/

GALAMEDIA - Sekutu penting Vladimir Putin menyerukan serangan kilat di Ukraina demi mengakhiri invasi secepatnya dalam satu atau dua hari dengan blitzkrieg.

Dikutip dari DailyMail, Selasa 8 Maret 2022, blitzkrieg merupakan metode perang secara cepat yang diujungtombaki infantri dengan kendaraan lapis baja, didukung serangan udara jarak dekat.

Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya berpangkat Mayor Jenderal di Garda Nasional Rusia  yang pasukannya turut dikerahkan di Ukraina, mendesak Putin  membombardir Ukraina menyerah secepatnya sekaligus menghindari kerugian lebih besar di pihak Rusia.

Baca Juga: Atta Halilintar Marah Besar Baby Ameena Gunakan Baju Terbuka, Aurel: Dia Masih Kecil, Gak Apa-apa

Dia mengatakan kepada Putin untuk 'menutup mata dari semua distraksi’ dan menyerahkan semua padanya.

Kadyrov yang dikenal sebagai sosok yang kuat dan dianggap Putin sebagai anak laki-laki yang tidak pernah dimilikinya  mengatakan taktik militer Rusia saat ini terlalu lembek.

Dalam pesan audio kepada Putin, pria berusia 45 tahun itu mengatakan, “Kamerad Presiden, Kamerad Panglima Tertinggi, saya telah mengatakan berkali-kali bahwa saya adalah pelayan Anda dan bahwa saya siap memberikan hidup saya untuk Anda.”

Baca Juga: RI Masih Krisis Minyak Goreng, Said Didu Beri 3 Saran Pemerintah Atasi Kelangkaan: Cara Kemendag Tak Efektif

“Tapi saya tidak bisa terus melihat pejuang saya sekarat, juga pasukan kementerian pertahanan kami, penjaga nasional dan lainnya...,” lanjutnya.

“Saya minta...  biarkan kami menyelesaikan semuanya dalam satu atau dua hari. Hanya ini yang akan menyelamatkan negara kita dan rakyat kita, ini adalah keyakinan kuat saya.”

Seruan publik Kadyrov menjadi   tanda frustrasi yang melanda  Rusia atas kegagalan merebut Kyiv dan Kharkiv dengan cepat.

Baca Juga: Doni Salmanan Diperiksa Penyidik Bareskrim Polri Terkait Dugaan Penipuan Investasi Binary Option

Pejuang Chechnya Kadyrov sendiri dilaporkan mampu digagalkan pejuang Ukraina kala menunaikan misi membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Kadyrov yang ikut memimpin pasukan Rusia  selama dua perang di Chechnya  memiliki reputasi brutal di dunia Barat, termasuk  tudi memerintahkan pembunuhan ekstra yudisial.

Selain sebagai kepala Republik Chechnya, tahun 2020 Kadyrov diangkat menjadi Mayor Jenderal oleh Putin.

Terkait perang Ukraina, dia mengatakan kepada pemimpin Kremlin tersebut untuk meninggalkan negosiasi gencatan senjata atau kesepakatan damai dengan Ukraina dan mempercepat perang.

Baca Juga: Pengendara Mobil Wajib Tahu! Berapa Sih Durasi Aman Mengemudi Jarak Jauh? Simak Penjelasannya

“Semua negosiasi ini tidak berguna, semakin lama kita menunggu, semakin banyak sanksi yang mereka berlakukan,” ujarnya mengacu pada negara-negara Barat yang melakukan boikot.

Menurutnya upaya negosiasi hanya berjalan di atas kertas dan tak berguna.

“Sebagai  pejuang, sebagai jenderal, saya tidak bisa melihat para pejuang kita terbunuh oleh penembakan bukan dalam pertempuran tetapi saat menunggu,” ujarnya lebih lanjut.

“Saya yakin a Anda akan membuat keputusan dan perintah yang tepat untuk merebut Ukraina sepenuhnya, juga menghancurkan iblis-iblis itu,” pungkasnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x