FAKTA Jet Tempur RI Buatan Korea Jatuh Sebanyak 2 Kali

- 19 Juli 2022, 20:22 WIB
FAKTA Jet Tempur RI Buatan Korea Jatuh Sebanyak 2 Kali.
FAKTA Jet Tempur RI Buatan Korea Jatuh Sebanyak 2 Kali. /

 

GALAMEDIA - Pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Blora Jawa Tengah, Senin malam, 18 Juli 2022.

Berdasarkan laman resmi TNI Angkatan Udara (AU), T-50i Golden Eagle merupakan pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea.

Peristiwa T-50i Golden Eagle jatuh sebelumnya pernah terjadi pada pesawat serupa di kawasan Lapangan Udara Adisutjipto Yogyakarta, Minggu pagi, 20 Desember 2022, pukul 09.53 WIB.

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle
Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle

Pesawat ini dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries (KAI) dengan bantuan Lockheed Martin.

Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat larih (trainer) dan serang ringan.

Selain T-50i Indonesia sedang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Korsel serta KAI dalam pembuatan KF-21 Boramae.

Baca Juga: Contoh Kesan Pesan untuk Kakak OSIS MPLS 2022 Singkat dan Bisa Bikin Haru

Akhir bulan ini, KAI akan melakukan uji terbang perdana.

"Tes penerbangan pertama diperkirakan akan berlangsung pada minggu ketiga atau keempat Juli," kata manajer senior divisi Program KF-X di KAI Kim Nam-shin dilansir Korea Times, Selasa, 19 Juli 2022.

Baca Juga: Cinta Setelah Cinta Segera Tayang di SCTV, Berikut Link Streaming Nonton 19 Juli 2022

KF-21 Boramae sendiri masuk ke dalam jet generasi 4.5. Beberapa jet yang setipe dengan KF-21 Boramae antara lain F-15E/EX Strike Eagle milik Amerika Serikat (AS), Chengdu J-10 C milik China, dan Sukhoi Su-35 kepunyaan Rusia.

Take off KF-21 Boramae
Take off KF-21 Boramae chosun.com

KF-21 merupakan upaya Korsel untuk lepas dari ketergantungan teknologi AS dalam persenjataan militernya.

Dalam mengerjakan KF-21 Boramae, Korsel bekerjasama dengan Indonesia di bawah program Defense Acquisition Program Administration.

Melansir Yonhap News, sebanyak 114 insinyur Indonesia berangkat ke Korsel untuk mengerjakan KF-21 Boramae.

Indonesia juga menanggung 20 persen biaya atau sekitar 1,7 triliun Won (sekitar Rp 19 trilun).

Panjang KF-21 mencapai 55 kaki atau 16,7 meter dengan lebar sayap mencapai 10,6 meter.

Panjang sayap itu sedikit lebih panjang dari F-35A Joint Strike Fighter, namun lebih kecil dari F/A-18E/F Super Hornet dan F-22 Raptor.

Baca Juga: Identitas 3 Pasutri Korban Tewas Tabrakan Maut Truk Tangki BBM Pertamina di Cibubur

KF-21 juga memiliki 10 external hardpoints untuk membawa senjata, pod sensor, dan bahan bakar.

Berat minimum KF-21 saat meluncur bisa mencapai 17 ribu pounds atau sekitar 7.700 kg, sementara berat maksimalnya mencapai 56.400 pounds atau 25 ribu kg.

Lebih lanjut, KF-21 dibekali BAE's Meteor air to-air missile dan Saab/MBDA Taurus missile.

Selain itu, KF-21 juga dipersenjatai M61 20-milimeter gatling gun dari General Electric.

Baca Juga: Terlibat Kasus Penjualan dan Pemerkosaan Anak, ABG Perempuan di Bandung Divonis 1,5 Tahun Penjara

Menurut KAI, KF-21 Boramae bisa mencapai kecepatan maksimal 22 ribu km per jam atau sekitar Mach 2.

KAI juga membenamkan sistem elektrik mutakhir dalam KF-21 serta radar yang mampu mendeteksi ancaman udara serta pencarian inframerah.

Ada pula sistem pelacakan yang bisa mendeteksi lawan secara diam-diam dalam jarak dekat beserta sistem optik elektrik yang bisa mendeteksi musuh di darat.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Korea Times Yonhap News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x