Rusia Menahan Setidaknya 6.000 Anak-Anak Ukraina Untuk Tujuan Pendidikan Ulang Politik

- 15 Februari 2023, 15:36 WIB
Caption Foto : Seorang pejalan kaki berjalan di dekat sebuah papan, yang menampilkan simbol "Z" untuk mendukung angkatan bersenjata Rusia yang terlibat dalam kampanye militer negara itu di Ukraina./REUTERS/Alexey Pavlishak
Caption Foto : Seorang pejalan kaki berjalan di dekat sebuah papan, yang menampilkan simbol "Z" untuk mendukung angkatan bersenjata Rusia yang terlibat dalam kampanye militer negara itu di Ukraina./REUTERS/Alexey Pavlishak /



GALAMEDIANEWS - Rusia menahan sedikitnya 6.000 anak-anak Ukraina untuk tujuan indoktrinasi politik di berbagai wilayah Krimea yang dikuasai Rusia, dan mungkin lebih banyak lagi, menurut sebuah laporan yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada hari Selasa, 14 Februari 2023

Menurut laporan tersebut, para peneliti Universitas Yale mengidentifikasi setidaknya 43 kamp dan institusi lain tempat anak-anak Ukraina ditahan sebagai bagian dari "jaringan sistematis berskala besar" yang dijalankan oleh Moskow sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

Anak-anak ini termasuk mereka yang memiliki orang tua atau anggota keluarga, mereka yang dianggap yatim piatu oleh Rusia, mereka yang berada di bawah pengasuhan lembaga-lembaga negara Ukraina sebelum invasi, dan mereka yang hak-hak orang tuanya tidak diketahui atau tidak pasti karena perang, demikian laporan itu mengatakan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari ini 15 Februari 2023: Kamu Sedang Sangat Emosional Ya?

"Tujuan utama dari pusat-pusat penahanan yang kami identifikasi tampaknya adalah pendidikan ulang politik," kata Nathaniel Raymond, salah satu peneliti, kepada para wartawan. sebagaimana dikutip dari Reuters pada Rabu, 15 Februari 2023

Beberapa anak diselundupkan melalui sistem tersebut dan diadopsi oleh keluarga Rusia atau dikirim ke panti asuhan Rusia, kata laporan itu.

Anak termuda yang diidentifikasi dalam program Rusia baru berusia empat bulan, dan di beberapa kamp, anak-anak berusia 14 tahun dilaporkan menerima pelatihan militer.

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan tersebut.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menerima Kunjungan Delegasi World Water Council Untuk Bahas Krisis Air Global

Moskow membantah bahwa mereka sengaja menargetkan warga sipil dalam apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina dan menolak pernyataan sebelumnya tentang pemindahan paksa warga Ukraina.

Laporan ini merupakan seri terbaru dari serangkaian laporan yang diterbitkan oleh Unit Penelitian Humaniora di Yale School of Public Health sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh Rusia.

Apa yang dijelaskan dalam laporan ini jelas merupakan pelanggaran Pasal 4 Konvensi Jenewa," kata Raymond.

Baca Juga: Negara-negara NATO Mempertimbangkan Untuk Memberikan Senjata Kepada Ukraina

Ia juga mengatakan bahwa laporan tersebut dapat menjadi bukti bahwa Rusia melakukan genosida selama perang di Ukraina dan bahwa penahanan anak-anak untuk mengubah, mengganti atau menghancurkan identitas etnis mereka dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan genosida.

Jaksa penuntut Ukraina, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki dugaan deportasi anak-anak sebagai persiapan untuk tuduhan genosida terhadap Rusia.

Jaringan ini membentang dari satu ujung Rusia ke ujung lainnya," kata Raymond, seraya menambahkan bahwa para peneliti memperkirakan jumlah institusi tempat anak-anak Ukraina ditahan lebih dari 43.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari ini 15 Februari 2023: Koneksimu Akan Sangat Bermanfaat

Sistem adopsi anak-anak Ukraina oleh keluarga Rusia yang terusir dari rumah mereka "tampaknya disetujui dan dikoordinasikan di tingkat tertinggi pemerintah Rusia," dari Presiden Putin hingga pejabat lokal, kata laporan itu.

Menurut laporan tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengisyaratkan bahwa tindakan dapat diambil terhadap 12 orang yang belum terkena sanksi AS.

"Kami selalu mencari individu-individu yang mungkin terlibat dalam kejahatan perang dan kekejaman di Ukraina," katanya. Hanya karena kami belum menjatuhkan sanksi sejauh ini, bukan berarti kami tidak akan menjatuhkannya di masa depan," ujarnya ***

Editor: Reza Rafaeza

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah