Dr. Suryanto: Ekonomi Indonesia Tak Leluasa Bergerak Akibat Pandemi Covid 19 

- 21 Juli 2020, 13:46 WIB
JOKOWI mengatakan bahwa adanya kestabilan yang terjadi pada perekonomian Indonesia, meskipun adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global di tahun 2019.
JOKOWI mengatakan bahwa adanya kestabilan yang terjadi pada perekonomian Indonesia, meskipun adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global di tahun 2019. / Instagram Bursa Efek Indonesia/


GALAMEDIA - Pandemi Covid 19 yang belum menunjukkan titik terang kapan akan berakhir, menjadi tantangan berat bagi perekonomian Indonesia di kuartal kedua tahun 2020 ini. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran, akan membuat perekonomian Indonesia tidak bisa leluasa bergerak.

Pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Suryanto, mengungkapkan masalah itu, Selasa, 21 Juli 2020. Dia mengingatkan pemerintah, bahaya resesi yang menghantui Indonesia di akhir kuartal II tahun 2020 dan kemungkinan negatifnya pertumbuhan ekonomi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Baca Juga: Bawaslu Pertanyakan Keseriusan Bupati Bandung Soal Sanksi Kepada ASN Pelanggar Netralitas

“Ancaman resesi ekonomi Indonesia dan resesi ekonomi global adalah nyata. Apabila ekonomi global mengalami resesi, pasar ekspor akan mengalami gangguan dan dampak berikutnya adalah kebangkrutan dunia usaha yang diikuti PHK besar-besaran. Indikator penurunan investasi yang masuk ke Indonesia, dikhawatirkan juga akan menyebabkan jumlah uang beredar di Indonesia berkurang,” ujar Dr. Suryanto.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS itu memaparkan sejumlah indikator, yang menunjukkan Indonesia sedang mengarah ke jurang resesi. Di antara indikator itu, adalah pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal II dan tren ekonomi kuartal III dan IV yang sangat bergantung pada kondisi perekonomian global. 

Baca Juga: Destinasi di Luar Taman Nasional Komodo Digratiskan bagi Wisatawan Hingga 31 Juli

Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, Suryanto memandang pentingnya pemerintah berusaha meningkatkan ketahanan pangan nasional bagi masyarakat Indonesia. 

“Jika kegiatan produksi terganggu, akan menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat dan apabila pendapatan menurun akan menyebabkan perekonomian nasional menjadi lesu. Indonesia harus memperkuat sektor-sektor primer, terutama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan kekuatan ekonomi lokal, maka masyarakat tidak terlalu bergantung pada ekonomi global,” tandasnya.

Baca Juga: Pemeriksaan Sidik Jari Puslabfor Sudah Keluar, Polisi Miliki Gambaran Kasus Pembunuhan Yodi Prabowo

Selain itu, menurut Suryanto, jika resesi benar-benar melanda Indonesia kemungkinan sejumlah sektor akan merasakan dampak paling signifikan, di antaranya sektor jasa pariwisata. Dia menunjuk contoh keputusan pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sektor pariwisata terkena dampak paling serius. 

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x