"Bencana ini menimpa kami semua," kata Saleem Fawakirji, seorang pencuci piring berusia 57 tahun yang telah tinggal di Antakya selama 12 tahun setelah mengungsi dari Suriah. "Baik yang kaya maupun yang miskin," tambah istrinya, Walaa.
Pasangan suami istri itu, dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki mereka selamat dari gempa 6 Februari dengan merangkak keluar dari celah kecil di reruntuhan. Anak laki-laki tertua mereka tidak berhasil selamat.
Fawakirji mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki rencana untuk meninggalkan kota yang sepi itu. "Lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kita semua kehidupan lain kecuali anak saya. Mengapa harus mengambil resiko sekarang?" katanya.
Ay juga mengatakan bahwa dia berencana untuk tetap tinggal meski kotanya berubah seperti kota hantu
"Ini akan memakan waktu lama, akan memakan waktu bertahun-tahun, tetapi kami akan membangunnya kembali," kata Ay, seorang pekerja konstruksi.
"Insya Allah akan lebih baik dari sebelumnya." katanya dengan sedih.***