Kini, keberatan Erdogan atas keanggotaan Swedia dan Finlandia kembali menimbulkan pertanyaan apakah aliansi ini akan lebih baik tanpa Turki. Para kritikus mengatakan bahwa rezim Erdogan merongrong standar-standar NATO dalam hal pemerintahan yang demokratis, sementara Erdogan memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Turki Sekutu Penting Bagi NATO
Melalui sistem militer dan pertahanannya yang canggih, Turki masih menjadi sekutu NATO yang penting, seperti yang dinyatakan oleh para pemimpin NATO.
"Saya pikir penting juga untuk diingat bahwa Turki adalah sekutu NATO yang penting. Anda dapat melihat peta dan menyadari pentingnya tanah ini, tanah Turki. Turki adalah satu-satunya sekutu NATO yang berbatasan dengan Irak dan Suriah," kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.
Sementara itu, Anna Wieslander mengatakan NATO tidak memiliki paragraf untuk mengecualikan anggotanya sendiri, dan itu disengaja. Klausul seperti katanya sebenarnya sudah ada ketika perjanjian NATO disusun, tetapi ditarik karena beberapa sekutu Eropa tidak menginginkannya.
Baca Juga: Blokade Turki Terhadap Swedia dan Finlandia Membuat NATO Frustasi, Bisa Merusak Persatuan NATO
Baca Juga: Lagi, Pejabat Administrator Bergaya Hidup Mewah di Kementerian ATR/BPN Dipanggil Pimpinannya
Menurutnya, mengeluarkan Turki dari NATO bukanlah langkah yang baik, terutama pada saat perang berkecamuk di Eropa.
"Dengan kekuatan militer terbesar kedua di NATO dan posisi geografisnya yang penting di persimpangan Eropa dan Asia, ini jelas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan". ungkap Anna Wieslander.
"Namun, penting juga bagi AS dan sekutu-sekutu utama lainnya untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menyingkirkan presiden Turki," ujarnya.