Kok Indonesia Mau Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Corona, Begini Respons Bio Farma

- 29 Juli 2020, 21:17 WIB
ilustrasi calon vaksin corona.
ilustrasi calon vaksin corona. /

GALAMEDIA - Sejumlah isu berkembang terkait kesediaan Indonesia mau menjadi 'kelinci percobaan' calon vaksin (Covid-19) virus corona asal China, Sinovac. Bahkan ada yang mengungkapkan hal itu terkait dengan tingginya harga monyet di China.

Kepala Divsi Surveilans dan Uji Klinik PT Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar mengatakan, kesediaan Indonesia itu dengan alasan ingin mempercepat proses pengembangan vaksin Covid-19.

"Kenapa sih harus uji klinis di Indonesia? Kenapa kita dijadikan kelinci percobaan? Padahal sebenarnya itu mempercepat proses kita terhadap pengembangan vaksin tersebut," kata Novilia saat acara Inovasi Indonesia dalam Menghadapi Pandemi secara virtual, Rabu (29/7/2020).

Baca Juga: Punya Enam Rumah Hingga di Amerika Serikat, Kekayaan Sri Mulyani Terus Bertambah

Ia mengatakan, Bio Farma itu pun ingin memastikan apakah vaksin yang mereka beli itu, terbukti aman diberikan kepada orang Indonesia.

"Jadi kita mesti yakin apakah benar vaksin yang kita beli ini benar-benar aman diberikan kepada orang Indonesia," ujarnya.

Namun sebenarnya pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia tak hanya kerjasama dengan China. Ada beberapa pengembangan lainnya.

Baca Juga: Donald Trump Promosikan Obat Corona dari Dokter yang Percaya Pemerintah AS Dijalankan Reptil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengungkapkan vaksin Covid-19 Sinovac asal China bukan satu-satunya yang akan digunakan Indonesia. “Menurut Pak Menko Perekonomian Pak Airlangga, Indonesia akan mendatangkan vaksin dari tiga negara,” kata dia, dalam konferensi pers, Selasa, 28 Juli 2020.

Tiga negara tersebut adalah Tiongkok, Korea Selatan, dan Inggris. “Jadi tidak betul hanya dari Tiongkok. Jadi tolong digarisbawahi,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, penggunaan vaksin impor harus di tes di negara penggunanya. “Untuk vaksin itu dipakai harus dites tiga kali. Dua di negara asalnya, satu di negara konsumennya,” kata dia.

Baca Juga: Mulai dari Potong Dana Hingga Ganti Isi Dus, Banyak Aparat Kewilayahan Selewengkan Bansos Covid-19

Seperti diketahui ada empat kerja sama yang terjalin mulai tahun ini. Pertama, kerja sama antara PT Bio Farma melalui holding BUMN farmasi dengan Sinovac Biotech Ltd dari China.

Kedua, kerja sama antara PT Kalbe Farma dengan Genexine Consortium Korea Selatan. Uji klinis tahap pertama sudah dilangsungkan keduanya di Korea Selatan pada Juni 2020.

Ketiga, Bio Farma dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI), sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.

Baca Juga: Sebut Insiden Perbatasan Kebohongan Israel, Libanon Bakal Ngadu ke Dewan Keamanan PBB

Bentuk kerja sama ini berupa transfer teknologi formulasi vaksin yang telah dikembangkan oleh CEPI ke Bio Farma. Targetnya, Bio Farma bisa menjadi satu dari daftar 10 perusahaan yang bisa memproduksi vaksin CEPI di masa mendatang.

Keempat, kerja sama antara PT BCHT Bioteknologi Indonesia dengan China Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Biological Product). Kerja sama ini berupa uji klinik tahap pertama dan kedua di RS Rujukan Covid-19 dan sudah dimulai di China sejak April 2020.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x