Gaya Hidup Hedonis jadi Faktor Terjadinya Prostitusi Anak di Kota Bandung

- 12 Agustus 2020, 18:44 WIB
/apakabar online/

Baca Juga: Emil : Safari Kebhinekaan, Upaya Tangkal Intoleransi

"Anak-anak tersebut, membutuhkan perlindungan konseling, tapi karena berbagai faktor sulit kami jangkau untuk menarik keluar dari lingkungan salah ini. Apalagi kegiatan prostitusi seperti ini, dilakukan secara tertutup dan tersembunyi, bahkan dalam jaringan yang terstuktur secara sistematis dan berpindah-pindah, sehingga sulit dilakukannya pelacakan kepada para korban ini," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Tatang, upaya pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin harus terus dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kegiatan eksploitasi anak. Salah satunya melalui program perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat yang telah dibentuk di 151 kelurahan.

Selain itu, pihaknya juga telah memilki lembaga untuk Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), dimana para orang tua atau keluarga diberikan edukasi, untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak.

Baca Juga: Terima Putusan Hakim, Roy Kiyoshi Divonis 5 Bulan Penjara

Pemerintah Kota Bandung pun telah memiliki regulasi yang tertuang dalam Perda Nomor 14 tahun 2019 terkait penyelenggaraan perlindungan anak di Kota Bandung. Termasuk unit pelayanan bagi anak-anak dan perempuan korban kekerasan melalui UPT P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemerdayaan Perempuan dan Anak) Kota Bandung.

"Kami berharap agar dapat bersinergi dengan kelembagaan, pemerhati, dan masyarakat. Dalam rangka menangani permasalahan ekspolitasi di Kota Bandung," pungkasnya. ***

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x