“Melalui engagements dengan berbagai pihak, mendorong terciptanya dialog yang inklusif, kemudian menyerukan penghentian kekerasan, dan memfasilitasi penyelesaian lewat Joint Needs Assessment melalui AHA Centre dan juga menyalurkan bantuan kemanusiaan,” ujar Presiden selanjutnya.
Bukan hanya itu saja, di hadapan para pemimpin ASEAN yang hadir, Presiden Indonesia tersebut juga menyampaikan harapan perihal isu Myanmar agar tidak sampai menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN.
Hal ini lantaran menurutnya, percepatan pembangunan komunitas ASEAN tersebut merupakan hal yang sangat ditunggu oleh masyarakat ASEAN.
“Ingin saya pastikan bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN, karena pembangunan komunitas ini sangat ditunggu oleh masyarakat ASEAN,” tambahnya.
Sementara itu, terkait implementasi AIOP, Jokowi menekankan perlunya sebuah kerja sama yang konkret dan inklusif untuk mengurangi terjadinya ketegangan di Indo-Pasifik.
“Salah satunya dapat melalui ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum (AIPIF) sebagai platform kerjasama konkret bersama negara mitra,” sambungnya. ***