GALAMEDIANEWS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan El Nino telah masuk di Jabar sejak bulan ini dan diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2024.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jawa Barat menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kekeringan dampak dari El Nino, terutama di wilayah pantai utara (Pantura).
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Jabar, Yanti Hidyatun Zakiah menuturkan, kondisi El Nino ini nantinya bisa berpengaruh pada kekeringan tanah, khususnya lahan pertanian. Sehingga, hal ini akan menjadi fokus penanganan.
Baca Juga: Istrinya jadi Tersangka, Hakim Sulawesi Kedapatan Blusukan di PN Denpasar, Ada Apa?
Baca Juga: 5 Kuliner Malam di Bandung, Rasa Bintang Lima Harga Kaki Lima, Rekomendasi Wisata Kuliner Bareng Doi
Menurut Yanti, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, termasuk merangkul berbagai stakeholder lain.
"Kami fokus di daerah lumbung pangan, dan daerah Indramayu itu paling luas hampir 230 ribu hektare. Itu luas sawah di Kabupaten Indramayu. Kemudian Karawang. Jadi memang kita fokus di daerah Pantura yang merupakan daerah rawan kekeringan," tutur Yanti, dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu, 14 Juni 2023.
Gagal Tanam
Dijelaskan Yanti, untuk menangani El Nino yang bisa berdampak pada gagal tanam, Pemprov Jabar melalui DTPH akan membuat skema para petani untuk mempercepat masa tanam dari masa normal. Sehingga, gagal panenan masih bisa dilakukan penanganan.