Baca Juga: Kok Bisa Miliaran Rupiah Tabungan Siswa SD di Pangandaran Raib? Simak 7 Faktanya
Kemensos dalam kasus ini, imbuh Risma, ingin melindungi korban dari terjebak iming-iming mendapatkan pekerjaan yang menjadi modus dari para pelaku TPPO tersebut.
Kemensos menitikberatkan upaya pengentasan kemiskinan di kawasan tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). Upaya tersebut berupa pemberian bantuan berwujud pemberdayaan masyarakat, agar terbentuk kemandirian secara ekonomi hingga mampu menaikkan taraf hidup dari garis kemiskinan.
“Sudah saya perintahkan pada para Kepala Sentra untuk memetakan potensi apa di daerah-daerah yang dianggap miskin itu sehingga kita bisa lakukan untuk perbaikan ekonominya. Misalnya, di NTT, potensinya pertanian, maka kita maksimalkan potensinya,” ucap Risma.
Risma menyebutkan beberapa kawasan perbatasan yang membutuhkan penanganan khusus, seperti Sebatik, Krayan (perbatasan dengan Malaysia), Wini, Malaka, Atambua (perbatasan dengan Timor Leste), Skouw (perbatasan dengan Papua Nugini), dan Bertam (perbatasan dengan Singapura).
Misalnya di Wini, Kemensos akan memberikan bantuan peralatan membuat kain tenun untuk ibu-ibu. Kemudian juga upaya mendorong potensi Bunga Matahari sebagai daya tarik wisata dan mengolah biji bunganya sebagai bahan baku minyak goreng.
Lanjut di Skouw, yang berbatasan dengan Papua Nugini, Kemensos akan memberikan bantuan pemberdayaan di bidang peternakan, berupa ayam petelur dan ternak babi. Kemudian Kemensos juga akan mengirim beberapa anak untuk mengikuti pelatihan di NTT. Risma menjelaskan, pihaknya dibantu juga oleh PLBN berupa penyediaan 4 kios untuk masyarakat berdagang di lokasi perbatasan negara Indonesia.
Baca Juga: 7 SMA Negeri Terbaik di Madiun Dilihat dari Nilai UTBK, Bisa Jadi Referensi PPDB 2023