Yunani Kritik Museum Diubah Jadi Masjid, Turki Singgung Athena Tidak Miliki Masjid

- 23 Agustus 2020, 09:45 WIB
GEREJA Chora, gereja kristen ortodoks Bizantium yang sempat diubah menjadi masjid pada abad ke-16 dan dijadikan museum.*
GEREJA Chora, gereja kristen ortodoks Bizantium yang sempat diubah menjadi masjid pada abad ke-16 dan dijadikan museum.* /AFP


 
GALAMEDIA - Turki berencana mengembalikan fungsi masjid di bekas gereja yang telah dijadikan museum. Sebelumnya bangunan ikonik yang berdiri di Istanbul, Turki, Hagia Sophia juga kembali difungsikan menjadi masjid.

Wacana itu dilontarkan sekitar sebulan dari salat jumat perdana di Hagia Sophia. Namun lagi-lagi, Yunani mengeluarkan kecaman karena Turki dianggap menyinggung kaum Kristen Ortodoks yang mayoritas di Negeri Para Dewa-Dewi itu.

Dilansirkan Pikiran-Rakyat.com, bangunan yang dimaksud ialah Gereja Chora. Kompleks biara ini dibangun pada abad ke-4 dan menjadi salah satu yang tertua di Istanbul.

Baca Juga: Dilarang Transaksi dengan perusahaan di Cina, TikTok Berencana Gugat Donald Trump

Nasibnya tak begitu berbeda dengan Hagia Sophia, ia dialihfungsikan menjadi masjid oleh Kesultanan Utsmani pada 1511 kemudian dijadikan museum pada 1958.

Pengembalian fungsi masjid di gereja tersebut secara hukum sebenarnya sudah pernah berhasil pada 2019.

Sebagaimana Hagia Sophia, Mahkamah Agung Turki membatalkan dekrit tahun 1945 yang mengubah Chora alias Kariye menjadi museum.

Baca Juga: Baca Surat Ini, Allah SWT Langsung Jawab Tiap Ayat yang Dibaca

Hanya saja Pemerintah Turki belum menentukan kapan salat akan dibuka untuk umum hingga hari ini.

Athena memberi kritikan keras, namun ditolak mentah-mentah oleh Istanbul.

Menteri Luar Negeri Turki Hami Aksoy pun memberikan pernyataan balasan yang tegas kepada Yunani.

Baca Juga: Ditolak 13 Negara Anggota Dewan Keamanan PBB, Amerika 'Keukeuh' Terapkan Sanksi pada Iran

"Masjid Chora, seperti Masjid Besar Hagia Sophia dan aset kebudayaan lainnya di tanah kami, milik Turki dan ini adalah properti kami!" kata dia pada Jumat 21 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Aksoy menambahkan Turki memiliki tradisi toleransi yang kuat untuk menjaga dan melindungi aset kebudayaan mereka secara cermat.

Semuanya bermula dari budaya, sejarah, hak-hak, dan tanggung jawab terhadap konvensi internasional.

Baca Juga: Hewan Ini Akan Muncul Untuk Menandai Mana Orang Beriman dan Tidak

"Kami ingin menggarisbawahi perubahan status pada situs warisan dunia sama sekali tak melanggar UNESCO Convention on the Protection of the World Cultural and Natural Heritage," tegasnya.

Di sisi lain, kata Aksoy, Yunani malahan melakukan hal yang sebaliknya, yakni mengubah masjid bersejarah menjadi gereja dengan sengaja.

Menurutnya, Athena baru memperdulikan soal penghormatan agama lain akhir-akhir ini saja.

Baca Juga: Puluhan PL dan Terapis Wanita di Bogor Diangkut, Satpol PP Cari yang Benar-benar PSK

Oleh karena itu, Yunani tak berhak untuk mendikte Turki karena mereka masih banyak membatasi hak asasi manusia (HAM) terutama bagi etnis minoritas Turki di wilayahnya.

"Upaya Yunani membuat wacana palsu di kawasan dengan kompleks bersejarahnya sudah dipastikan gagal," imbuh Aksoy.

Sebagai gantinya, Aksoy meminta Athena membuka ruang bagi umat Islam di Yunani yang hingga hari ini tak memiliki satu pun masjid untuk salat.

Baca Juga: Mungkinkah Imam Mahdi Terlahir di Zaman Ini? Bagaimana Kita Bisa Mengenalinya?

"Kami mengajak Yunani untuk sekali lagi membuat perdamaian dengan sejarahnya dan menyediakan fasilitas yang layak untuk ibadah umat Islam di negara mereka," pungkas Aksoy.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x