Ditolak 13 Negara Anggota Dewan Keamanan PBB, Amerika 'Keukeuh' Terapkan Sanksi pada Iran

- 23 Agustus 2020, 07:03 WIB
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.*
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.* /ANDREW CABALLERO-REYNOLDS AFP/File

 


GALAMEDIA - Amerika Serikat (AS) bersikukuh menerapkan kembali sanksi ekonomi pada Iran. Padahal, 13 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) termasuk sekutu AS telah memberikan penentangan yang keras.

Kebijakan sepihak yang diumumkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo itu akan mulai berlaku setelah 30 hari dari Jumat 21 Januari 2020 kemarin.

Belum 24 jam dari pernyataan tersebut, anggota-anggota DK PBB segera menyurati AS sebagai aksi perlawanan.

Baca Juga: PSG vs Bayern Munchen: Jadwal dan Link Live Streaming Final Liga Champiosn Dini Hari Nanti

Mereka berpendapat keputusan sepihak ini harus segera batal karena sudah pernah dicabut sesuai kesepakatan nuklir dua tahun lalu.

Empat negara sekutu AS, yakni Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, beserta Tiongkok, Rusia, Vietnam, Niger, Saint Vincent dan Grenadines, Afrika Selatan, Estonia, Indonesia, dan Tunisia bersama-sama menandatangani surat tersebut.

Namun AS tetap keukeuh menyebut Iran telah melanggar kesepakatan dengan negara-negara adidaya pada 2015 lalu.

Baca Juga: Hewan Ini Akan Muncul Untuk Menandai Mana Orang Beriman dan Tidak

Dalam perjanjian ini, negara-negara besar akan menghentikan embargo jika Teheran menghentikan pengembangan nuklirnya.

Walau sudah disepakati bersama-sama, Presiden AS Donald Trump mencabutnya secara sepihak pada 2018 lalu dan menyebut perjanjian itu sebagai 'kesepakatan paling buruk'.

Para diplomat mengatakan Rusia, Tiongkok, dan negara-negara lain menolak keras pemberlakuan sanksi pada Iran kali ini.

Baca Juga: Pol Espargaro Raih Pole Position GP Styria, Quartararo Tercecer di Urutan 10

Penolakan tersebut berujung ancaman dari Mike Pompeo. Ia memperingatkan Rusia dan Tiongkok untuk tak melawan upaya mengembargo Iran.

Pemerintahan Trump pada Jumat 21 Agustus 2020 menentang perlawanan dan mendeklarasikan perhitungan mundur ke pemberlakuan sanksi.

"Kami tidak butuh izin dari siapapun!" tegas perwakilan AS untuk Iran, Brian Hook dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Mungkinkah Imam Mahdi Terlahir di Zaman Ini? Bagaimana Kita Bisa Mengenalinya?

"Iran telah melanggar komitmen nuklir sukarela itu. Situasi ini tepat untuk memulai pendampratan kembali," imbuhnya.

Baca Juga: Dari Tabuh Beduk hingga Rebutan Kotoran Kerbau, Berikut 5 Tradisi Unik Sambut Bulan Muharram

"Jadi, kami sekarang ini sedang akan memulai pendampratan kembali (pada Iran)," tegas Brian.

Baca Juga: Kabar Baik, Pph Pasal 25 Diberi Diskon Hingga 50 Persen

Ia pun mengatakan 'didukung atau ditentang oleh banyak orang bukanlah persoalan'.

"Hari ini adalah dari pertama dari penghitungan mundur 30 hari (ke pemberlakuan sanksi)," imbuhnya.

AS hanya didukung Republik Dominika di DK PBB dan Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi menolak langkah ini dan menyebut sanksi 'takkan berjalan sama sekali'.

Baca Juga: Artis Adly Fairuz 'Dijodohkan' dengan Pengusaha, Coba Peruntungan di Pilkada Karawang

Jika langkah tersebut menjadi nyata, embargo PBB seharusnya dimulai pada Sabtu 19 September 2020 pukul 00.00 waktu New York, tepat sehari sebelum Majelis Umum PBB.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x