BMKG: Aphelion Bukan Penyebab Cuaca Dingin Indonesia

- 10 Juli 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi matahari dengan langit yang cerah tak berawan./PEXELS / Roman Odintsov
Ilustrasi matahari dengan langit yang cerah tak berawan./PEXELS / Roman Odintsov /

Pada fenomena ini, udara dingin bertiup dari Australia ke Indonesia, yang juga melewati Samudera Indonesia, yang suhu permukaan lautnya juga bersifat relatif lebih dingin.

Oleh karena itu, suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) menjadi lebih rendah, dan udara terasa menjadi lebih dingin.

Berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa – Nusa Tenggara juga berpengaruh pada suhu di malam hari. Karena tidak ada uap air dan air, energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi di malam hari tidak tersimpan di atmosfer, sehingga suhu di malam hari menjadi lebih dingin.

Baca Juga: Sabet Juara 1 di Fornas VII 2023, Atlet Rampogan Dewasa Putri Harapkan Perhatian Bonus dari Hengky Kurniawan

Faktor lainnya, dengan tidak adanya awan (langit cenderung bersih dari awan), panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepaskan ke atmosfer luar, maka udara di dekat permukaan pun menjadi lebih dingin, terutama pada saat malam hingga pagi.

Menurut penjelasan BMKG, fenomena ini umum terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Tak menutup kemungkinan pula, akan ada potensi embun es (embun upas) di dataran tinggi atau pegunungan seperti Dieng, yang oleh kebanyakan orang dipersepsikan sebagai salju. Padahal, itu merupakan embun es.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah