Network
GALAMEDIA - Intensitas penyiraman tanaman oleh petugas pertamanan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi di musim kemarau lebih sering dibanding dengam musim hujan, terutama pada malam hari.
Hal itu dilakukan agar tanaman tidak rusak dan mati akibat cuaca panas di musim kemarau.
Saat melakukan penyiraman, petugas menggunakan mobil tangki, kemudian melakukan penyiraman tanaman dengan menggunakan selang agar terjangkau.
Baca Juga: 24 Nakes Puskesmas Ciasem Terkonfirmasi Positif Covid-19, 100 Keluarganya Jalani Swab Test
"Untuk penyiraman kita maksimalkan di malam hari, biar penguapan rendah. Kalau belum merata, dilakukan dari subuh sampai siang," ungkap Kepala Seksi (Kasi) Pertamanan DPKP Kota Cimahi, Mira Nurmeita Gantini, Jumat, 28 Agustus 2020.
Menurutnya, agar tanaman tidak mati saat musim kemarau dilakukan treatmen khusus, yakni keep the media moist atau usahakan media tanam lembab.
"Makanya jangan heran jika saat kemarau daun menguning, terus menggugurkan daun. Mengurangi beban penguapan. Jadi ngga mati, karena kan keep the media moist," tururnya.
Baca Juga: Ngaku Harus Dirawat, Shinzo Abe Minta Maaf Sisakan 1 Tahun di Masa Jabatannya
Jika musim hujan kata Mira, penyiraman hanya dilakukan untuk tanaman-tanaman yang ternaungi, yakni yang ada di underpass Cibabat dan bawah flyover Cimindi.
Untuk penyiraman setiap hari menggunakan 3 tangki, masing-masing 4 ritasi. Total air yang disiramkan setiap harinya kurang lebih 60.000 liter.
"Setiap harinya 60.000 liter air disiramkan ke taman-taman yang ada di seluruh kecamata yakni Cimahi Utara, Cimahi Tengah, dan Cimahi selatan," terangnya.***
