Menurut Kang DS, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah daerah maupun unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi, perguruan tinggi, serta media.
“Maka melalui momentum pengukuhan kampung siaga bencana ini, saya mengajak untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi berbagai ancaman bencana yang bakal terjadi," tuturnya.
Gerakan Menanam Pohon
Selain persoalan ancaman banjir, ancaman longsor juga tetap harus ada upaya pencegahan dini, termasuk gempa bumi, dan perubahan iklim.
Kang DS pun menginstruksikan kepada sejumlah pihak untuk melaksanakan gerakan menanam pohon. Setiap warga diwajibkan menanam dua pohon kesayangan.
“Termasuk anak sekolah dan warga yang baru menikah, yang punya satu mobil untuk menyiapkan 25 pohon, dan yang memiliki satu motor menyiapkan 7 pohon untuk mengimbangi perubahan iklim sekarang ini,” tuturnya.
Kang DS juga akan mengajak kepada sejumlah pihak untuk melaksanakan salat sunat istisqa dalam waktu dekat ini. Dengan harapan apa yang menjadi kekhawatiran di negara Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung tidak terjadi.
“Kampung siaga bencana ini diharapkan ke depan bisa mendorong, mendorong masyarakat secara bijaksana beradaptasi dengan perubahan iklim,” katanya lagi.
Ia juga berharap kepada masyarakat yang mengalami kekurangan atau rawan air bersih segera lapor ke pemerintahan setempat.