China Disebut Punya Program Mempengaruhi Pemilihan Presiden Amerika Serikat

- 5 September 2020, 22:10 WIB
Bendera China dan AS*
Bendera China dan AS* //People’s Daily Online


GALAMEDIA - Penasihat keamanan Presiden Donald Trump, Robert O’Brien, Jumat, 4 September 2020 menyebut China memiliki program khusus yang bertujuan memengaruhi politik dalam negeri serta pemilihan presiden Amerika Serikat.

Namun, O’Brien tidak memberi penjelasan lebih lanjut terkait dugaan tersebut. “Kami tahu China berperan aktif ( memengaruhi pilpres AS),” kata dia saat jumpa pers seperti dilansirkan Antara.

"Tidak hanya China, Iran dan Rusia juga memiliki program semacam itu," tambah O’Brien.

Baca Juga: Karyawan Tiga Hotel di Kawasan Objek Wisata Cipanas Garut Terkonfirmasi Positif Covid-19

Intelijen AS mengungkap Rusia terlibat dalam kampanye dunia maya yang bertujuan memenangkan kandidat Partai Republik, Donald Trump, pada pemilihan presiden AS 2016.

Sejauh ini, pihak intelijen juga menerima laporan beberapa peretas berusaha memengaruhi pemilihan presiden 3 November 2020.

Pemerintah Rusia menyangkal tuduhan pihaknya ikut campur dalam pemilu AS pada 2016.

Baca Juga: Tidak Sempat Nonton, Ini Video Highlight Persib vs Tira Persikabo

“Kami dengan jelas menyampaikan ke warga China, Rusia, Iran, dan pihak lain yang belum terungkap keberadaannya ke publik bahwa siapa pun ... yang berusaha mengintervensi pemilihan presiden di Amerika Serikat akan menerima akibat yang buruk,” kata O’Brien.

Jaksa Agung pilihan presiden, William Barr pada Rabu mengatakan ia yakin  ancaman terhadap intervensi pilpres AS lebih besar datang dari China daripada Rusia.

Namun, ia tidak memberi keterangan lebih lanjut.

Baca Juga: Ini Makna dan Buah dari Dzikir yang Sesungguhnya

O’Brien pada Agustus mengatakan AS melihat peretas asal China menyasar infrastruktur pilpres AS.

Namun, China telah konsisten menyangkal tudingan bahwa pihaknya meretas informasi milik perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintah AS.

Saat dimintai tanggapan soal klaim O’Brien, Kedutaan Besar China di AS mengulang kembali pernyataan Kementerian Luar Negeri China pada bulan lalu. Kedutaan mengatakan Pemerintah China tidak tertarik ikut campur dalam pilpres AS.

Baca Juga: Malaikat Ini Ternyata yang Menggali Sumur Zam Zam

Trump memilih pendekatan yang keras ke China sebagai salah satu strategi politik luar negerinya menjelang pilpres. Presiden AS itu juga menyalahkan China soal pandemi COVID-19.

Namun, Trump juga masih menjalin persahabatan dengan Presiden China Xi Jinping mengingat AS menghendaki perjanjian dagang dengan China.

Dalam pidato politiknya saat Konvensi Partai Republik bulan lalu, Trump mengatakan China mendukung kandidat presiden Partai Demokrat, Joe Biden. China, menurut Trump, juga ingin Biden menang.

Baca Juga: Sebut Penegakan Hukum di Era Jokowi Luluh Lantah, Novel Baswedan: Bisa Diatur Oleh Cukong

Saat ditanya lebih jauh mengenai intervensi China, O’Brien menyebut ia tidak akan membuka seluruh data intelijen yang ia ketahui. “Namun, China melakukan kegiatan yang masif di dunia maya, situasi yang kita hadapi ini luar biasa,” ujar dia.

Ia menyebut aktivitas China di dunia maya “tak akan berhenti”.

“Kami tidak pernah melihat situasi semacam ini. Perang Dingin dengan Uni Soviet tidak berlangsung seperti ini,” terang O’Brien.

Baca Juga: Bantuan Beras dari Kemensos Dilakukan Bulan September dan Oktober

Reuters awal minggu ini melaporkan aktivitas para peretas mulai meningkat dan mereka menjadikan tim kampanye serta bisnis Trump sebagai sasaran. Menurut perusahaan teknologi yang bekerja untuk Trump, aksi itu kemungkinan persiapan untuk serangan siber yang lebih besar.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x