sebagai ibu kotanya. Kuartet internasional, yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia, dibentuk pada tahun 2002 dengan mandat untuk memediasi perdamaian dan mendukung perjalanan Palestina menuju kemerdekaan.
Baca Juga: Pejuang Palestina Sukses Rebut Wilayahnya dari Israel, KNRP Siapkan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Tindakan Israel yang memanggil 300.000 tentara cadangan dan memberikan peringatan kepada penduduk di wilayah Gaza untuk pergi meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Ini menunjukkan bahwa Israel mungkin sedang merencanakan serangan darat untuk mengalahkan kelompok Hamas. Kremlin menilai situasi ini berpotensi membahayakan dan memunculkan konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
Saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, di Moskow, Lavrov menegaskan perlunya menghentikan kekerasan, namun juga menyoroti bahwa konflik akan terus berlanjut selama isu Palestina tidak terselesaikan. Aboul Gheit setuju dengan pandangan ini dan menegaskan bahwa masalah Palestina tidak bisa lagi ditunda, dan keputusan PBB yang mendukung kemerdekaan Palestina harus diimplementasikan
Duta Besar Rusia untuk Israel, Anatoly Viktorov, juga menyampaikan bahwa seorang pemuda yang memiliki kewarganegaraan Rusia dan Israel tewas dalam konflik Palestina-Israel pada akhir pekan lalu, menunjukkan dampak pribadi dari konflik ini.
Dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dan ketegangan yang terus meningkat, upaya untuk mengakhiri konflik antara Palestina dan Israel tetap menjadi tantangan besar. Rusia memainkan peran penting dalam upaya mediasi internasional, dan pemahaman dan kerjasama antara semua pihak akan menjadi kunci dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.***