Kelaparan Hingga Meninggal, Memilukan Balita Bermain Dekat Jasad Sang Ibu di Pelataran Stasiun

- 8 September 2020, 12:01 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Video memilukan memperlihatkan seorang balita bermain-main di sekitar tubuh ibunya yang terbujur kaku. Sang ibu pingsan akibat berjejalan di dalam kereta sebelum dinyatakan meninggal.

Pemandangan di sebuah stasiun kereta di India itu pun membuat netizen tak bisa berkata-kata. Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (7 September 2020) peristiwa mengejutkan itu terjadi beberapa waktu lalu di tengah lockdown.

Ibu si bayi yang diketahui bernama Arbina Khatoon (35) meninggal di Stasiun Muzaffarpur,  negara bagian Bihar. Kesaksian sesama penumpang, Arbina pingsan karena kelaparan dan  kehausan.

Tubuhnya  yang kelelahan setelah menempuh perjalanan sejauh 1.609 km ambruk sebelum mencapai tujuan. Laporan media setempat, Arbina satu dari jutaan pekerja migran India yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi.

Terlantar bermil-mil jauhnya dari desa asal, Arbina kehilangan satu-satunya  pegangan hidup setelah nyaris semua bisnis menengah-kecil tutup sejak bulan Maret.

Sebagai upaya  memulangkan para pekerja migran, pemerintah India menggratiskan kereta sewaan khusus yang siap mengangkut warga tak mampu di seluruh negeri ke tempat asalnya. Tapi kondisi moda angkutan massal ini tak cukup memadai.

Total, sembilan migran termasuk seorang anak dua tahun yang menumpang kereta yang sama dengan Arbina dilaporkan meninggal hanya dalam rentang tiga hari.

Media lokal melaporkan kasus kematian dipicu kelelahan. Para pekerja migran tadi berjejalan dalam kereta api di tengah suhu 50 Celsius dengan sedikit akses udara segar serta makanan ataupun sekadar air.

Namun pemerintah India membantah laporan yang menyebut kematian Arbina dan yang lainnya dipicu buruknya fasilitas kereta. Dikatakan para korban meninggal telah lebih dulu memiliki kondisi medis yang memerlukan  perawatan sebelum pulang ke kampung halaman.

Polisi setempat mengatakan, Arbina meninggal karena sakit. Ini dibuktikan dengan rilis Indian Railways berupa pernyataan sakit dari kerabat korban.

Saat meninggal, Arbina telah melakukan perjalanan 1.799 km dari negara bagian Gujarat Barat dengan tujuan Katihar yang masih 368 km lagi jauhnya. Demikian laporan NDTV.

Dua mayat migran lainnya diketahui meninggal dalam perjalanan kereta sejauh 1.480 km  dari Mumbai ke Varanasi. Polisi menyebut kedua korban merupakan pria berusia 30 dan 63 tahun dengan penyakit bawaaan.

Sementara itu The Press Trust of India (PTI) melaporkan lima pekerja migran juga tewas dalam perjalanan kereta api di pekan yang sama.

Pihak Indian Railways melalui Twitter menegaskan, tidak ada kematian penumpang akibat kelaparan.

“Dalam kebanyakan kasus mereka yang meninggal adalah orang tua, orang yang sakit dan pasien dengan penyakit kronis yang benar-benar pergi ke kota-kota besar untuk perawatan medis,” ungkap juru bicara India Railways kepada PTI.

Baca Juga: FPI Soroti Rencana Sertifikasi Ulama: Pasti Didesain oleh Orang-orang Anti-Islam

Jutaan orang miskin di India termasuk pekerja migran sangat terpukul oleh lockdown yang sempat diberlakukan secara total. Banyak yang mendadak kehilangan pekerjaan hingga kelaparan dan berjuang untuk kembali ke desa asal.

Beberapa bahkan nekat berjalan kaki atau pulang dengan bersepeda di tengah cuaca musim panas yang terik. Jauhnya perjalanan dengan kondisi tubuh lemah membuat  puluhan orang meninggal karena kelelahan atau kecelakaan.

Baca Juga: OPPO Watch Dilengkapi Google Fit dan Sensor Kegiatan Fisik

Para kritikus mengatakan penundaan jadwal kereta juga membuat  para migran terpaksa menunggu bahkan di dalam kereta dalam cuaca terik selama berhari-hari.

Meski demikian tudingan mengenai kekurangan makanan dan air selama perjalanan dibantah pihak Perkeretaapian India dan pemerintah.

Total India mengonfirmasi 158.613 kasus corona dangan 4.540 kematian. Angka harian infeksi India termasuk yang tertinggi di dunia.

Pemerintah di bawah Perdana Menteri Narendra Modi tengah mempersiapkan pedoman baru terkait lockdown di titik yang paling parah terkena dampak ekonomi.

Kementerian Kesehatan melaporkan di sisi lain tingkat pemulihan juga meningkat menjadi lebih dari 42%.

Mumbai, ibu kota yang juga pusat aktivitas keuangan dan hiburan India menjadi kota terparah dengan lebih dari 33.000 kasus Covid-19 dengan hampir 1.200 kematian.

Sebagian besar kasus terkonsentrasi di negara bagian Maharashtra, Gujarat, Tamil Nadu New Delhi, Madhya Pradesh, dan Rajasthan.
 
Peningkatan kasus juga dilaporkan di beberapa negara bagian timur yang paling miskin. Salah satanya karena para pekerja migran mulai kembali ke desa-desa asal.

India mulai melonggarkan lockdown awal bulan lalu dan memungkinkan dibukanya kembali toko dan layanan kereta api serta penerbangan domestik. Layanan metro, sekolah dan perguruan tinggi, hotel dan restoran masih ditutup secara nasional.

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x