Gaza: Lebih dari 8.600 Tewas dan 23.000 Terluka, Israel diberi Lampu Hijau Genosida

- 1 November 2023, 06:05 WIB
Kehancuran besar-besaran dan ratusan orang mati syahid serta terluka saat penjajah Zionis Israel Bombardir  lingkungan pemukiman warga di kamp Jabalia, Jalur Gaza Palestina
Kehancuran besar-besaran dan ratusan orang mati syahid serta terluka saat penjajah Zionis Israel Bombardir lingkungan pemukiman warga di kamp Jabalia, Jalur Gaza Palestina /x.com / qudsnen/

GALAMEDIANEWS - Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel yang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 8.600 warga Palestina dan melukai lebih dari 23.000 lainnya, menurut laporan harian yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Gaza Strip tercatat sebagai wilayah yang paling terdampak, dengan 8.485 jiwa meninggal dan lebih dari 21.000 orang terluka, sementara Tepi Barat melaporkan 125 kematian dan 2.050 luka.

Fasilitas Kesehatan Terpukul

Selama konflik ini, fasilitas kesehatan di wilayah tersebut juga menjadi sasaran serangan. Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pasukan Israel telah terus-menerus membombardir daerah sekitar dua rumah sakit di Kota Gaza dan utara Gaza, menyebabkan kerusakan pada rumah sakit tersebut.

Rumah Sakit Nasser mengalami kerusakan, begitu juga dengan Rumah Sakit Turki, satu-satunya rumah sakit kanker di daerah tersebut, dan pusat kesehatan yang terafiliasi dengan UNRWA. Gudang Bulan Sabit Merah Palestina yang berdekatan dengan Rumah Sakit Al-Quds juga menjadi sasaran bom dan mengalami kerusakan.

Baca Juga: Gaza: Kamp Pengungsi Jabalia Hancur Total, Lebih dari 50 Orang Tewas dalam Serangan Bombardir Zionis Israel

Tuntutan Menuju Gencatan Senjata

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, meminta gencatan senjata segera untuk mengakhiri konflik ini. Ia menekankan bahwa tidak ada panggilan untuk gencatan senjata sekarang akan memberi sinyal kepada Israel untuk melanjutkan agresi dan genosida terhadap rakyat Palestina. Shtayyeh menegaskan penolakan total terhadap semua upaya untuk memaksa pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah mereka.

"Prioritas kami adalah gencatan senjata, masuknya bantuan kemanusiaan dan bahan bakar, pemulihan listrik dan air ke Gaza Strip, serta dimulainya jalur politik berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, legitimasi internasional, dan Inisiatif Perdamaian Arab untuk mencapai solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina dengan batas tahun 1967 dan Yerusalem sebagai ibukotanya," kata Perdana Menteri, menekankan bahwa tidak akan ada solusi parsial yang diterima.

Baca Juga: Putin Salahkan Negara Barat atas Pembantaian Penjajah Israel Terhadap Warga Gaza Palestina

Tindakan Internasional dan Harapan Bagi Solusi Damai

Situasi di Gaza Strip dan Tepi Barat adalah konflik panjang dan rumit, dengan kedua belah pihak mengalami kerugian dan penderitaan yang signifikan. Penting bagi pelaku internasional untuk bekerja menuju solusi damai yang mengatasi akar masalah konflik dan mempromosikan stabilitas di wilayah tersebut.

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x