GALAMEDIANEWS - Bolivia telah mengambil langkah tak terduga dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, mengutip keprihatinan atas apa yang mereka gambarkan sebagai "serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional" di Jalur Gaza Palestina.
Keputusan ini diumumkan oleh Wakil Kanselir Bolivia, Freddy Mamani, yang menekankan bahwa pemerintah Bolivia mengutuk tindakan Israel di Gaza.
Keputusan pemerintah Bolivia untuk memutuskan hubungan dengan Israel adalah respons langsung terhadap apa yang mereka anggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza. Pihak berwenang Bolivia menyatakan bahwa kampanye militer Israel membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Menurut laporan, operasi militer Israel di Gaza telah mengakibatkan korban yang sangat besar di antara penduduk Palestina. Lebih dari 8.500 warga Palestina tewas, dengan sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, lebih dari 23.000 orang luka-luka, dan diberitakan bahwa sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Israel Kembali Bombardir Area Rumah Sakit Al-Quds dan Rumah Sakit Eropa di Gaza Palestina
Meskipun hadirnya pasukan militer Israel yang kuat di sekitar Gaza dan upaya sporadis untuk menembus perbatasan, pasukan perlawanan Palestina terus menahan serangan Israel. Keputusan pemerintah Bolivia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel adalah pernyataan tegas untuk mengecam apa yang mereka lihat sebagai agresi militer Israel yang berkelanjutan di Gaza.
Sepanjang konflik, terdapat berbagai laporan tentang rumah-rumah warga sipil di Gaza yang menjadi target dan hancur, yang menyebabkan korban sipil tambahan. Situasi ini hanya memperparah krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah di wilayah terkepung itu.
Baca Juga: Gaza: Lebih dari 8.600 Tewas dan 23.000 Terluka, Israel diberi Lampu Hijau Genosida