Network
GALAMEDIA - Bakal calon Bupati Bandung yang diusung PDI Perjuangan-PAN, Yena Iskandar Ma'soem tak ambil pusing dengan banyak munculnya hembusan politik identitas yang selalu mewarnai postingan di media sosial jelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bandung 2020.
Menurut Yena, semua warga Indonesia memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi pemimpin, baik itu laki-laki maupun perempuan.
"Hembusan isu politik identitas mulai dirasakan sejak nama saya muncul pada September 2019 untuk berniat maju di Pilbup Bandung 2020. Tapi wajar kalau ada segelintir masyarakat Kabupaten Bandung yang tak ingin memiliki pemimpin dari kalangan perempuan," ungkap Yena usai menghadiri acara Raker dan OKK PWI Kabupaten Bandung di Rancawalini Tea Resort, Rancabali, Kamis 10 September 2020.
Baca Juga: Dilarang Beroperasi, Pengusaha Spa dan Massage Minta Keadilan pada Pemkot Bandung
Yena menilai, awal hembusan politik identitas tersebut sebagai ungkapan rasa spontanitas dari seglintir masyarakat. Sebab, saat itu baru nama Yena yang muncul ke permukaan. Terlebih, adanya kaum perempuan yang maju di Pilbup Bandung 2020, menjadi sebuah kebaruan. Pasalnya, selama ini belum ada kaum hawa yang yang berniat maju untuk memimpin Kabupaten Bandung.
"Ya mungkin suatu hal yang baru di masyarakat, seorang perempuan memberanikan diri ingin jadi seorang pemimpin. Jadi mungkin masih mempertanyakan," kata dia.
Kendati demikian, ia menegaskan agar masyarakat tak hanya melihat dari sisi gendernya saja. Namun masyarakat juga harus melihat sisi lainnya, misalnya sisi pengalaman figur calon pemimpin dari kalangan perempuan.
Baca Juga: MUI Keluarkan Imbauan Soal Covid-19, Masjid Raya Bandung Besok Masih Gelar Sholat Jumat?
Ia menuturkan, banyak kaum perempuan yang sukses menjadi seorang pemimpin di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Pasalnya, kaum perempuan pasti juga memiliki kemampuan dan kualitas diri untuk bisa membuat sebuah daerah bisa maju dan sejahtera.
