Pedagang Pasar Pramuka Jakarta Minta Insentif Jelang PSBB total

- 12 September 2020, 17:16 WIB
WARGA memilih masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Harga masker mengalami kenaikan karena mewabahnya virus corona di sejumlah negara.*
WARGA memilih masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Harga masker mengalami kenaikan karena mewabahnya virus corona di sejumlah negara.* /GALIH PRADIPTA/ANTARA/

GALAMEDIA - Pedagang alat kesehatan Pasar Pramuka, Jakarta Timur, berharap pemerintah memberikan insentif untuk mengurangi dampak kerugian transaksi usaha selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai Senin 14 September 2020 lusa.

"Harapan kami, pemerintah bisa diberikan fasilitas dan insentif. Tidak hanya pengusaha obat, tapi sektor lain alat kesehatan juga, sebab pada kenyataannya tidak ada (sampai saat ini)," kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Pramuka, Edy Haryanto, di Jakarta, Sabtu 12 September 2020.

Menurutnya, saat ini transaksi perdagangan di Pasar Pramuka berkisar 50 persen dari total nilai keseluruhan berkisar Rp2-3 miliar per hari selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Penyanyi Muda Malaysia, Sandra Dianne Meninggal Dunia

"Kalau dihitung jumlah toko di sini ada 240 kios, misalnya satu toko sehari transaksinya paling sedikit Rp3-5 juta, totalnya berkisar Rp1-3 miliar. Itu di saat normal," katanya.

Edy menambahkan saat ini transaksi pedagang masih didominasi pemesanan obat dan alat kesehatan oleh instansi maupun layanan kesehatan seperti rumah sakit.

"Kalau pemesanan dari instansi dan rumah sakit porsinya sekitar 75 persen, sisanya transaksi langsung di toko," katanya.

Baca Juga: Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Anggota DPRD Kota Bandung Ini Mengaku Tidak Menyesal

Edy mengatakan meski Pasar Pramuka masuk dalam kategori esensial atau jenis usaha vital yang memperoleh dispensasi operasional, namun rencana PSBB total diprediksi akan berdampak pada berkurangnya jumlah konsumen yang datang ke pasar.

Sebab pemberitahuan dari pemerintah terkait penularan Cpvid-19 yang masih tinggi di Jakarta akan membuat konsumen enggan membeli langsung ke kios pedagang.

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x