Rumah Maggot di 125 Kelurahan di Bandung Hadir Atasi Sampah Organik

- 20 Februari 2024, 10:40 WIB
Rumah Maggot di 125 Kelurahan di Bandung Hadir Atasi Sampah Organik./bandung.go.id
Rumah Maggot di 125 Kelurahan di Bandung Hadir Atasi Sampah Organik./bandung.go.id /

GALAMEDIANEWS - Sampah menjadi permasalahan besar yang dialami Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi yang terjadi di Bandung disaat kebakaran melanda TPA Sarimukti, menjadi bukti bahwa penanganan sampah perlu perubahan.

Di tengah masa darurat sampah itu, Kota Bandung pun sempat 'kebingungan' untuk mencari cara mengolah sampah dalam skala besar.

Namun, pada akhirnya, Pemkot Bandung sedikit demi sedikit mulai bisa mengatasi. Termasuk juga dalam mengubah mindset masyarakat tentang sampah.

Baca Juga: Kementerian Agama Tetapkan Tanggal Pemantauan Hilal Awal Ramadhan, 134 Titik Disiapkan

Pemkot Bandung terus menggelorakan perubahan perilaku masyarakat mengolah sampah hingga saat ini. Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, terdapat beberapa faktor yang membuat sampah di Kota Bandung sulit teratasi.

Di antaranya perilaku mindset, edukasi sosialisasi, dan koordinasi yang masih kurang, volume produksi sampah tinggi, serta minimnya penegakan hukum.

"Edukasi sosialisasi terus kita lakukan. Secara bertahap itu mendorong mindset yang berubah. Dari masyarakat yang tadinya hanya membuang sampah, sekarang jadi mengolah sampah. Tujuannya agar volume sampah yang dibuang ke TPA itu semakin berkurang," ungkap Ema, Senin 19 Februari 2024.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi menjelaskan, saat ini sampah organik sudah tidak boleh dibuang ke TPA Sarimukti. Sehingga pengolahannya harus diperbanyak di hulu.

Baca Juga: 4 Kutukan Paling Melegenda di Indonesia, Jangan Coba Dilakukan!

"Januari kemarin, dari 151 kelurahan di Kota Bandung, sudah ada 125 kelurahan yang mengoperasikan rumah maggot. Dengan ini, total sampah organik yang sudah diolah dengan maggotisasi mencapai 377 ton hingga Januari lalu," jelas Dudy.

151 ton sampah

Ia berharap, targetnya rumah maggot bisa mengolah 1 ton sampah organik per hari di setiap kelurahan. Sehingga totalnya sebanyak 151 ton sampah per hari bisa berkurang jika semua kelurahan aktif mengoperasikan rumah maggot.

"Namun, maggot itu siklusnya 35 hari. Sehingga penambahan kapasitasnya perlu waktu. Rencananya kami akan bantu sediakan mesin bubur untuk mengolah sampah organik, sehingga bisa mempercepat pengolahan oleh maggot," paparnya.

Baca Juga: Shakira, Maret Nanti Luncurkan Album Anyar Las Mujeres Ya No Lloran, Usai Penantian 7 Tahun

Selain itu, pihaknya juga akan menyuplai maggot ukuran besar dari KBS ke rumah maggot di seluruh kelurahan agar peningkatan sampah organik bisa lebih cepat.

"Kami juga mendorong hotel, resto, kafe di sekitar rumah maggot untuk menyuplai sampah organik ke rumah maggot yang ada di kelurahannya," ujarnya.

"Rumah maggot yang sudah dibangun bisa dikolaborasikan dengan Buruan Sae agar lebih produktif dalam menghasilkan pangan," sambung dia.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah