Teh Nia Siapkan Program Digitalisasi untuk Kalangan Santri

- 30 September 2020, 16:04 WIB
Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina-Usman Sayogi saat melakukan kunjungan ke kantor Redaksi HU Galamedia dan Galamedianews di Jalan Factory, Banceuy, Kota Bandung, Jumat 25 September 2020./Ziyan Muhammad Nasyith/Galamedia.
Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina-Usman Sayogi saat melakukan kunjungan ke kantor Redaksi HU Galamedia dan Galamedianews di Jalan Factory, Banceuy, Kota Bandung, Jumat 25 September 2020./Ziyan Muhammad Nasyith/Galamedia. /
 
GALAMEDIA - Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina menilai keberadaan pondok pesantren tak bisa disepelekan dalam hal mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar lebih unggul. 
 
Pondok pesantren di Kabupaten Bandung, kata perempuan yang akrab disapa Teh Nia itu, cukup unggul dalam menggodok SDM. Bahkan, sejumlah pondok pesantren sudah cukup luwes dengan perkembangan zaman. 
 
"Sudah banyak pondok pesantren mengikuti perkembangan zaman dan tidak alergi digital," kata Teh Nia usai bersilaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren Darus Surur, KH Sulaeman Jazuli Yahya (Buya Anom) di Margaasih, Rabu, 30 Sepetember 2020. 
 
 
Tidak alerginya dengan digital yang dilakukan oleh sejumlah pondok pesantren, lanjut Teh Nia, tentu menimbulkan preseden baik. Terlebih, di tengah masyarakat majemuk seperti saat ini, keberadaan digital sudah tidak bisa terelakkan. 
 
"Kalau semua pesantren mengikuti ini maka kemajuan zaman yang sifatnya percepatan industri 4.0 atau 5.0 menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Karena memang pondok pesantren memegang peranan yang unggul dalam memimpin SDM di wilayahnya," ujarnya. 
 
Dikatakan Teh Nia, jika dirinya diamanatkan menjadi bupati Bandung terpilih, maka ke depan dalam percepatan industri 4.0 atau 5.0, pondok pesantren akan betul-betul diperhatikan agar bisa tetap eksis dan menyesuaikan perkembangan zaman. 
 
 
Sebab, dirinya mengaku memiliki sejumlah program untuk pembelajaran dengan sistem digitalisasi bagi para santriwan dan santriwati. 
 
"Beberapa program kami, yakni salah satunya adanya keberadaan bookles. Kalau kitab-kitab yang diharuskan dimiliki para santri itu sangat banyak, kita permudah dengan adanya bookless. Aplikasinya namanya Fun Bookless," kata dia. 
 
Aplikasi tersebut, lanjut Nia, dinilai akan sangat membantu para santri dalam belajar. Hanya dengan mengunduh dan membarcode, maka isi kitab-kitab rujukan bagi para santri bisa langsung terbaca. 
 
"Jadi gadget atau handphone bisa digunakan lebih maslahat lagi," ucap Nia.***
 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x