Terekam Jelas, Hati-hati Ini Bukti Mata Jadi Organ Target Infeksi Virus Covid-19 Selain Paru-paru

- 9 Oktober 2020, 16:10 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Virus corona ditemukan pada mata seorang wanita berusia 64 tahun, dua bulan setelah pasien Covid-19 itu dinyatakan pulih. Demikian laporan dalam sebuah studi kasus.

Pasien tadi didiagnosis positif pada awal Februari dan negatif setelah 18 hari dirawat di rumah sakit. Namun tidak lama setelah dipulangkan, kedua matanya sakit akibat penumpukan cairan.

Setelah menjalani operasi pada bulan Maret, ia kembali harus operasi tambahan pada bulan April. Hasilnya, sampel jaringan mata menunjukkan bukti adanya protein virus corona.

Paparan studi tim Rumah Sakit Umum Komando Teater Pusat di Wuhan, Cina itu  menjadi berita setelah Wakil Presiden AS Mike Pence tampil dengan mata merah dan berair saat debat wakil presiden Rabu malam lalu.

Tak sedikit yang mengaitkan merahnya mata kiri Pence dengan pink eyes yang  disebut sebagai salah satu gejala Covid-19. Namun tim kampanye Pence menyebutnya akibat pecah pembuluh darah.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa mata menghasilkan reseptor ACE-2 tempat melekatnya virus yang kemudian masuk dan menginfeksi sel manusia. Dengan demikian mata menjadi target utama.

Virus corona  tidak hanya ditemukan di permukaan mata, tetapi juga di dalam air mata yang mentransfer patogen.

Ini  menjelaskan mengapa 12 persen pasien Covid-19 memiliki apa yang disebut 'manifestasi mata' seperti kemerahan dan bengkak. Untuk studi kasus baru yang dipublikasikan di JAMA Ophthalmology, tim mengamati pasien yang sebelumnya terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Hanya Sebagai Saksi, Sekda Kota Bogor Klarifikasi Soal Pemanggilan Dirinya oleh KPK

Pasien dengan virus corona pada mata dalam studi kali ini diketahui  mengalami batuk kering selama lima hari dan diare selama sembilan hari sebelum pergi ke rumah sakit pada 31 Januari 2020.

Dia juga mengalami demam dengan suhu 37,8C dan CT scan dada menunjukkan paru-paru pasien mengalami kekeruhan atau kabur. Setelah menjalani tes usap hidung, pasien didiagnosis terinfeksi corona.

Saat itu pasien tidak memiliki gejala pernapasan atau gejala mata yang serius selama dirawat di rumah sakit. Pada hari ke-18 dia dinyatakan sembuh dengan dua hasil tes negatif. Pertama pada 18 Februari dan yang kedua pada 20 Februari.

Tapi hanya delapan hari kemudian, dia mulai mengalami sakit di mata kiri dan kehilangan ketajaman penglihatan. Tiga hari kemudian, gejala yang sama berkembang di mata kanan. Berikutnya pasien dirawat di klinik oftalmologi pada 8 Maret.

Baca Juga: Kim Senang Bisa Kembali ke Lapangan Bersama Tim

Dokter menyebut dia mengalami serangan glaukoma akut, yang terjadi ketika cairan tidak dapat mengalir dengan baik hingga tekanan mata meningkat dengan cepat.

Tekanan mata yang tidak dapat diturunkan dengan pengobatan membuat dokter memutuskan operasi yang dilakukan pada 14 Maret untuk mata kiri dan pada 15 Maret untuk mata kanan.

Namun pasien harus menjalani operasi lagi pada 10 April karena tekanan yang tidak terkendali di mata kanan. Peneliti memperoleh sampel darah dan jaringan dari pasien selama operasi serta dari pasien lain yang menderita glaukoma tetapi tidak dikomparasi dengan Covid-19.

Baca Juga: Gatot Kembali Melatih, Kim dan Beni Pulih dari Cedera

Hasil penelitian menunjukkan ditemukan antigen atau protein virus pada iris dan konjungtiva, selaput lendir yang menutupi bagian depan mata. Protein reseptor ACE2 juga ditemukan pada konjungtiva, dua bulan setelah pasien  dinyatakan positif.

Berdasarkan hasil ini, mata dipastikan menjadi salah satu organ target infeksi virus selain paru-paru, meski mata merah sendiri terbilang gejala Covid-19 yang langka.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x