Gelombang Panas Terus Terjang India, Suhu Pecahkan Rekor Mencapai 49.2 Derajat Celcius

- 10 Juni 2024, 22:04 WIB
Pedagang minuman di Kota Jaipur ibu kota negara bagian Rajashtan, India diserbu pembeli Senin 10 Juni 2024 ketika suhu mencapai 49.2 derajat celcius. Sejak Maret India direjang gelombang panas dan semakin meningkat di pertengahanMei 2024.
Pedagang minuman di Kota Jaipur ibu kota negara bagian Rajashtan, India diserbu pembeli Senin 10 Juni 2024 ketika suhu mencapai 49.2 derajat celcius. Sejak Maret India direjang gelombang panas dan semakin meningkat di pertengahanMei 2024. /Tangkapanlayar YouTube NDTV/

GALAMEDIANEWS – Pemerintah India memperingatkan warganya akan gelombang panas ekstrim yang masih akan melanda sejumlah negara bagian. Gelombang panas yang terjadi sejak bulam Maret dan dalam 24 hari atau pertengahan Mei 2024 lalu mengalami lonjakan hingga mencapai 49.2 derajat celcius.

“Ini merupakan periode terlama karena telah terjadi selama sekitar 24 hari di berbagai wilayah di negara ini. Sebagian wilayah India utara telah dilanda gelombang panas sejak pertengahan Mei, dengan suhu melonjak lebih dari 45 derajat Celsius atau 113 derajat Fahrenheit,” ujar Mrutyunjay Mohapatra,,Kepala Departemen Meteorologi India (IMD), Mrutyunjay Mohapatra, harian Indian Express, sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News.

Dilaporkan hampir 25.000 kasus dugaan serangan panas dan 56 orang kehilangan nyawa akibat gelombang panas yang berkepanjangan. “Bulan Mei merupakan bulan yang sangat buruk bagi kawasan ini, dengan suhu di ibu kota Delhi dan negara bagian Rajasthan di dekatnya mencapai 50 derajat Celsius atau 122 derajat Fahrenheit,” tabah Mrutyunjay Mohapatra.

Baca Juga: Gelombang Panas di India Tewaskan 56 Orang

Sebaliknya, sebagian wilayah India timur terguncang akibat dampak topan Remal. Hujan deras di negara bagian Assam di timur laut telah menewaskan 14 orang sejak Selasa pekan lalu.

Negara India merupakan negara dengan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia. Meski telah berkomitmen untuk mencapai perekonomian nol emisi pada tahun 2070,  negara ini sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik.

“Aktivitas manusia, peningkatan populasi, industrialisasi dan mekanisme transportasi menyebabkan peningkatan konsentrasi karbon monoksida, metana, dan klorokarbon. Kita tidak hanya membahayakan diri kita sendiri, tapi juga generasi mendatang,”  ujar  Mrutyunjay Mohapatra.

Penelitian ilmiah menunjukkan perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens. Gelombang panas terbaru telah menyebabkan suhu di New Delhi menyamai rekor tertinggi ibu kota sebelumnya, 49,2C atau 120,5 Fahrenheit pada tahun 2022.

Baca Juga: Heboh Rencana Ganti Nama India: Antara Politik, Sejarah, Identitas, dan Dampak

Ketika masyarakat mencari bantuan dari suhu yang sangat panas, jaringan listrik mengalami kesulitan karena kebutuhan listrik puncak yang mencapai rekor sebesar 8.302 megawatt.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah