China Disebut Tengah Menyiapkan Serangan ke Taiwan, Rudal Hipersonik Mulai Dekati Guangdong?

- 21 Oktober 2020, 08:03 WIB
Ilustrasi militer China.
Ilustrasi militer China. /Xinhua

GALAMEDIA - Tensi antara China dan Taiwan semakin memanas. Kabar terbaru, Negeri Tirai Bambu mulai menyiapkan armada militernya mendekati perbatasan Taiwan.

China pun disebut tengah menyiapkan serangan ke Taiwan. Sejumlah armada militer sudah merapat ke Provinsi Guangdong selatan.

Laporan South China Morning Post (SCMP) menggambarkan kekhawatiran itu. Mereka menyebut China seperti tengah memperkuat pasukannya di Guangdong.

Baca Juga: Narasi di Medsos Harus Dikuasai Negara, ASN Disarankan Miliki Tiga Akun

Terutama dengan rumor penyebaran rudal hipersonik DF-17 ke wilayah tersebut. Hal itu disampaikan Pemimpin redaksi Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada, Andrei Chang.

Chang memprediksi hal tersebut. Ia menyatakan, perluasan pangkalan rudal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di dekat Taiwan menunjukkan bahwa pasukan itu meningkatkan persiapan untuk perang yang menargetkan Taiwan.

Chang bahkan memperingatkan pengerahan pasukan lain ke wilayah itu. Mulai dari pengerahan sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia.

Baca Juga: Waspada! Hujan Petir Diprakirakan Bakal Melanda Empat Wilayah Jakarta

Pesawat S-400 dan DF-17 dapat menyerang target di seluruh Taiwan, sebuah kemampuan yang sampai sekarang. Begitu dikatakan Chang.

Pensiunan PLA dan mantan wakil direktur Asosiasi Hubungan Lintas Selat Taiwan Dewan Negara, Mayor Jenderal Wang Zaixi, mengungkapkan kepada situs berita China Guancha.cn, bahwa latihan tembak-menembak selama akhir pekan belum pernah terjadi sebelumnya.

"Menunjukkannya (PLA) hanya selangkah lagi menuju pertempuran yang sebenarnya," ujar dia.

Di sisi lain, para ahli juga telah mencatat situasi tersebut tampaknya menyarankan peningkatan ketegangan ke normal baru. Namun, bukan serangan yang akan datang.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, Rabu 21 Oktober Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir di Jabar

Analis senior lembaga pemikir Rand, Derek Grossman, menyatakan Beijing mengejar kebijakan serupa dengan yang digunakan oleh Mesir pada berbulan-bulan sebelum pecahnya Perang Arab-Israel 1973.

"Dari perspektif Beijing, cukup menguntungkan untuk menciptakan hal normal baru yang mengganggu wilayah udara Taiwan," ujar Grossman kepada SCMP.

"Dengan demikian kemungkinan besar ini akan meningkat karena mengurangi kemampuan Taiwan untuk menentukan apakah tindakan tertentu mewakili awal dari perang yang sebenarnya," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x