Kebijakan Insentif di Sektor Properti dan Otomotif, Berikut Penjelasannya

- 20 Januari 2022, 22:33 WIB
Ilustrasi sektor Otomotif.
Ilustrasi sektor Otomotif. /SGS/Istimewa

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan logika dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut memang sangat baik.

"Jadi kita di 2020, 2021, kita menghadapi pandemi. Semua hampir lumpuh, pertumbuhan ekonomi kita negatif 2,1 persen, walaupun dibandingkan banyak negara kita jauh lebih baik.

Pada 2021 kita pemulihan ekonomi, dan itu banyak sekali program pemerintah yang mendorong pemulihan ekonomi itu," ujar Febrio, Kamis,20 Januari 2022.

Meski demikian ia menyayangkan merebaknya varian Delta, sehingga pada Juli-agustus 2021, Pemerintah terpaksa melakukan PPKM level 4.

"Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III/2021 itu 3,5 persen, padahal di kuartal kedua 7,1 persen.

Nah, ini memang pertumbuhan ekonomi terhambat, yang tadinya kita berharap bisa mencapai 5 persen di 2021, akhirnya kita hanya berada di sekitar 3,7-3,8 persen, terutama karena varian Delta," kata Febrio.

Pemerintah pun terus melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi yang didorong dengan kebijakan-kebijakan yang memiliki multiplier effect kuat. Dalam hal ini salah satunya sektor otomotif.

"Kebijakan pemerintah berupa insentif dalam konteks otomotif ini bagus sekali, malah sekarang lebih spesifik lagi, yaitu local purchase-nya itu 80 persen, Jadi dampaknya terhadap perekonomian lokal itu sangat tinggi.

Baca Juga: Mendapat E-Tiket, ASN Pemkot Cimahi Langsung Disuntik Vaksin Dosis Ketiga

Belum lagi kalau mobil yang LCGC ini sekitar 16 persen diekspor. Jadi ini memang nilai tambahnya sangat tinggi terhadap perekonomian kita," kata Febrio lagi.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x