Dr. Socrates S. Yoman, Realita Terbalik, Mestinya Bawa Kemajuan untuk Papua Malah Sebaliknya

- 11 Juli 2021, 18:52 WIB
Prof. Imron Caton, Pemerhati Isu Strategis dan Isu Papua./dok.istimewa
Prof. Imron Caton, Pemerhati Isu Strategis dan Isu Papua./dok.istimewa /

GALAMEDIA - Baru-baru ini beredar di grup aplikasi perpesanan WhatsApp, tulisan dari tokoh agama Papua, Pendeta Dr. Socrates S. Yoman.

Tulisan tersebut pada intinya menarasikan bahwa Indonesia bersama dengan Australia, Amerika Serikat, dan Belanda adalah bagian dari negara-negara penjajah.

Tidak saja menyetarakan Indonesia dengan Belanda, yang memang pernah menjajah Nusantara, Dr. Socrates S. Yoman, juga menarasikan posisi Indonesia.

Ia menyebut Indonesia mengkombinasikan 'penjajahan' dengan 'rasisme' di dalam berhadapan dengan Orang Asli Papua (OAP), seakan-akan bangsa Indonesia hanya terdiri dari OAP dan Non-OPA.

Patut dicatat bahwa Indonesia adalah suatu negara 'melting pot', yang kurang lebih menjadi rumah bagi sekitar 500 suku bangsa, etnis, dan ras.

Baca Juga: Didukung 3 Periode Jokowi Malah Didesak Mundur, Qodari: Memang Demikian Realitas Politik Indonesia

Tidak satupun suku-bangsa, etnis, atau ras tersebut merasa dirinya lebih rendah dari yang lain. Bahkan, sebagian kecil, di antaranya menganggap suku bangsa, etnis, atau rasnya lebih 'mulia' dari yang lain.

Masih teringat dengan jelas, ketika pada era tahun 1970an, saya memulai pendidikan di jantung budaya Jawa, Yogyakarta (UGM).

Di kota tersebut, masyarakat awamnya ketika itu mengklasifikan seseorang sebagai 'Wong Jawa' dan 'Wong Sabrang' (barbar).

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x