Jabar Kekurangan Rumah Sakit, Hak Warga Masih Terabaikan

- 22 September 2020, 17:00 WIB
/

GALAMEDIA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan ada kekurangan jumlah rumah sakit di provinsinya. Dari perhitungan yang dilakukan, untuk mengakomodir 50 juta lebih warga Jabar setidaknya harus ada 125 rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Sementara saat ini, rumah sakit di Jabar berjumlah 105 unit. (jabar.idn.times, 8/9/2020)

Sejak kasus positif COVID-19 meningkat drastis, banyak rumah sakit di daerah kewalahan menangani lonjakan pasien yang terinfeksi coronavirus. Sebelum pandemi saja, fasilitas rumah sakit sudah sangat kurang. Ditambah dengan terjadinya pandemi, akhirnya membuat pemerintah kewalahan.

Pertambahan penduduk yang meningkat tidak diiringi dengan pertambahan rumah sakit yang memadai. Kurangnya rumah sakit ini seharusnya sudah diantisipasi dengan mencermati laju pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Sehingga kebutuhan akan rumah sakit, khususnya rumah sakit pemerintah, bisa terus mengimbangi jumlah penduduk yang ada.

Baca Juga: Tertinggi Sejak Maret, Dalam 5 Hari Kasus Positif Covid-19 di Garut Mencapai 70 Orang

Hal ini seharusnya menjadi prioritas pembangunan di setiap daerah karena bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam pengurusan rakyatnya. Terlebih saat pandemi sekarang, kesiapan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi rakyat seharusnya lebih ditingkatkan. Jika perlu, pemerintah bisa memerintahkan rumah sakit swasta untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Sementara pemerintah memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di satu sisi, di sisi lain aktivitas edukasi kesehatan kepada masyarakat pun harus serius dilakukan. Penerapan protokol kesehatan mutlak menjadi standar interaksi di tengah masyarakat jika memang interaksi tersebut tidak bisa dihindarkan. Hal ini untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang belum mereda bahkan makin meningkat.

Melihat fakta kurangnya rumah sakit ini sebetulnya menunjukkan bahwa sistem kesehatan berbasis Kapitalisme telah gagal memenuhi dan menjamin kebutuhan kesehatan masyarakat. Untuk itu mutlak diperlukannya sistem kesehatan yang shahih dengan pemimpin yang memiliki sudut pandang meri'ayah masyarakat dengan berbasis akidah bukan Kapitalisme.

Baca Juga: Minta Dikembangkan Pariwisata di Kabupaten Sumedang, Dirut BIJB Temui Bupati

Tinta emas peradaban Islam telah menulis tentang pelayanan kesehatan dalam sejarah Khilafah Islam. Hal ini bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, tentang pembudayaan hidup sehat. Rasulullah SAW adalah sebaik-baik teladan bagi manusia. Beliau dikenal sebagai manusia tersehat. Hal ini ditandai dengan tidak banyak riwayat yang menyatakan Rasulullah SAW sering sakit-sakitan.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x