the adventure of kabayan, Baju Hikmat (59)

29 Januari 2021, 14:39 WIB
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com

 

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  Sejenak mereka menghentikan obrolannya, pikirannya menerawang ke depan, sambil menikmati minuman bajigur yang tersaji.

**

Sementara itu di rumahnya Juragan sarkawi. Ki Dirga menyampaikan laporan mengenai babi hutan yang sudah ditangkap Ki jumanta.

"Ditangkap Ki Jumanta?" kerut Sarkawi.

"Dia seorang paninggaran yang sudah banyak makan asam garam. Menurut keterangan warga yang menyaksian, dengan mudahnya memboyong babi hutan hidup-hidup," terangnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Heboh Bank Indonesia Cetak Uang Sebanyak Rp 300 Triliun, Simak Faktanya

"Telat!"

"Ya, betulah, Juragan,"

"Di mana dia tinggal?"

"Kalau tidak salah di Kampung Kerot,"

"Kampung Kerot?" tatap Sarkawi. "Kampung sebelah? Tidak terlalu jauh dari sini," Berikut lanjutannya;

"Betul, Juragan! Apakah perlu saya datangi?"

"Harus! Usahakan babi hutan bawa hidup-hidup!"

"Siap, Juragan!" jawab Ki Dirga. "Saya akan segera berangkat ke Kampung Kerot!"

"Ya, jangan sampai gagal!"

"Siap!" Ki Dirga bangkit dari duduknya, keluar dari ruangan Sarkawi.

Sesampainya di ruang depan, segera mengajak beberapa anak buahnya yang memiliki perawakan kekar dan berotot. Tidak kurang dari enam orang.

Baca Juga: Konflik Laut China Selatan Memanas Usai China dan AS Unjuk Kekuatan, DPR: Indonesia Perlu Berperan

"Berangkat!"

"Siap, Ki!" serempak menjawab.

Ki Dirga bersama keenam orang anak buahnya telah keluar meninggalkan pintu gerbang rumah mewahnya Sarkawi dengan mengendarai mobil bak terbuka.

Mobil dipacu sangat kencang membelah jalan perkampungan menuju ke kampung sebelah.

Di tengah perjalanan seorang pemuda tampak melambaikan tangan seakan-akan ingin menghentikan laju kendaraan.

"Kurang ajar! Siapa pemuda itu menghalangi jalan!" teriak sopir seraya membunyikan klakson.

Baca Juga: Kelestarian Lingkungan Dalam Pengaturan Islam

"Hentikan!" geram Ki Dirga.

"Kenapa, Ki?" sopir planga-plongo kebingungan.

"Kamu tidak kenal ya sama ponakan saya!?" mukanya memerah.

"Ponakan?"

"Lihat mukanya berdarah! Mana rasa empati kamu?"

"Maaf, saya kira bukan ponakan Aki," sopir ketakutan, hampir-hampir kencing dicelana.

Baca Juga: Pejabat Kemenkes Diperiksa KPK, Jubir Ungkap Kasus yang Ditangani

Ki Dirga turun dari mobil dan menghampiri Kanta yang sedang berdiri di pinggir jalan begitu juga ke enam anak buahnya.

"Apa yang terjadi, Kanta?"

"Temannya dipukuli orang, Mang?"

"Kenapa orang berani-beraninya memukuli kamu? Siapa orangnya?"

"Si Kabayan dan kawan-kawan, Mang. Mereka beraninya keroyokan. Kalau satu lawan satu saya tidak mungkin kalah!"

Baca Juga: Pejabat Kemenkes Diperiksa KPK, Jubir Ungkap Kasus yang Ditangani

"Apa alasannnya kamu dipukul?"

"Dia tahu saya keponakan paman, tangan kanannya Juragan Sarkawi!"

"Yang benar kamu ngomong?"

"Benar,"

"Ah, sudahlah alasan yang tidak masuk akal!" geram Ki Dirga. "Sekarang kamu naik ke mobil di mana keberadaan si Kabayan?"

Baca Juga: Novel Sarankan Kapolri Bebaskan HRS, Ferdinand Hutahaean: Semua Agama Cinta Hukum dan Kebenaran

"Ki, bukannya kita akan ke Kampung Kerot?" tanya anak buahnya.

"Betul, si Kabayan ada di Kampung Kerot, Paman," timbal Kanta.

"Bagus kalau begitu!"

"Memangnya tujuan paman mau ke mana?"

"Ya, ke Kampung Kerot."

"Jadi kalau begitu paman sudah tahu kalau si Kabayan ada di sana? Memang dapat kabar dari siapa?***

Baca Juga: ACT Garut Luncurkan Gerakan Nasional Lumbung Sedekah Pangan (GNLSP) Tahun 2021

Bersambung....

Herdi Pamungkas

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler