Janganlah Berputus Asa, Berharap Kepada Allah Semata  

3 Februari 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi berdoa.* //pixabay

GALAMEDIA – Seorang manusia pasti memiliki berbagai karakter yang berbeda. Terdapat juga sifat yang memang menurut Islam baik, namun ada pula sifat yang harus dijauhi.

Manusia tidak ada yang sempurna, karena bukanlah malaikat. Allah menciptakan manusia beserta akalnya yang harus digunakan dengan benar agar sesuai dengan apa yang telah diperintahkan.

Terkadang setiap manusia dihampiri oleh rasa pesimis dan putus asa ketika menghadapi sebuah ujian serta cobaan. Namun ternyata sikap menyerah atau berputus asa ini adalah dosa besar.

Baca Juga: Selama Pandemi Donatur Berkurang, Pengeloka Panti Asuhan Menjerit

“Janganlah kalian berputus asa dari kasih sayang Allah. Sungguh tidaklah berputus asa dari kasih sayang Allah kecuali kaum kafir.” (TQS. Yusuf: 87)

Imam at-Thabari di dalam kitabnya Tafsir at-Thabari memberi penjelasan makna dari ayat tersebut.

“Janganlah kalian berputus asa dari kekuasaan Allah untuk memenangkan kita dari kesedihan yang kita alami terhadap Yusuf dan saudaranya, dengan solusi dari sisi-Nya.”

Baca Juga: Tiga Menteri Atur Seragam Sekolah, Nadiem Makarim: Tidak Boleh Mewajibkan Atribut dengan Kekhususan Agama

Kemudian Imam al-Qurthubi dalam Tafsir al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an menjelaskan bahwa: “Janganlah kalian berputus asa dari solusi (yang diberikan) Allah. Ibn Zaid berkata, ‘Maksud-Nya, sungguh orang mukmin itu mengharapkan solusi (yang diberikan) Allah. Adapun orang kafir itu berputus asa ketika dalam kesulitan.”

Imam al-Qurthubi pun menambahkan bahwa menyerah pada keadaan (pesimis) seperti yang dimaksud pada TQS. Yusuf: 87 merupakan dosa besar.

Di saat ketika seseorang sedang berputus asa, dia bisa saja berprasangka buruk kepada Allah atas apa yang telah menimpa dirinya. Ini pun termasuk dosa besar.

Baca Juga: Single Terbaru Yura Yunita 'Duhai Sayang' Bikin Pendengar Senyum-senyum Sendiri

“Mereka berprasangka kepada Allah dengan prasangka yang tidak benar, sebagaimana prasangka orang-orang Jahiliah.” (TQS. Ali ‘Imran: 154)

“Dia (Allah) mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, musyrik laki-laki dan perempuan, yang berprasangka buruk kepada Allah. Mereka mendapat giliran (azab) yang buruk dan murka Allah kepada mereka.” (TQS. Al-Fath: 6)

Dari kedua ayat di atas semakin menguatkan bahwa berputus asa akan menimbulkan kejelekan lainnya yakni prasangka buruk terhadap Allah. Sehingga menjadi dosa besar bagi pelakunya karena telah menuduh Allah, padahal hakikatnya diakibatkan perbuatan sendiri.

Baca Juga: BLT BSU Dihapus, Insentif Pekerja Jadi Lewat Kartu Prakerja, Menaker: Disiapkan Rp 20 Triliun

Oleh karena itu cara agar kita tidak mudah berputus asa yakni harus meningkatkan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan sehingga tidak mudah beprasangka buruk dalam hati.

Sabar yang dimaksud yaitu istiqomah di dalam kebaikan dan kebenaran. Tetap mengikatkan segala bentuk perbuatan terhadap hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan agar bernilai pahala.***

 

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler