Hasil Riset: Covid-19 Berpotensi Turunkan Fungsi Pendengaran Pasien

19 Mei 2021, 15:07 WIB
Ilustrasi virus Corona. /Pixabay/iXimus

 

GALAMEDIA - Saat ini, banyak orang menyamakan Covid-19 dengan gejala pernapasan seperti sesak dan batuk, dan penurunan indra penciuman. Namun SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, sebetulnya bisa menyerang bagian tubuh lain, termasuk indra pendengaran.

Sejumlah laporan kasus dan penelitian dari berbagai belahan dunia melaporkan adanya kasus penurunan pendengaran pada pasien positif Covid-19 baik yang dikeluhkan pasien atau baru diketahui saat pemeriksaan.

Berdasarkan penelitian Monik Alamanda, Assistant for EXPLAIN study, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) seperti yang dikutip Galamedia dari laman theconversation.com/id, sejauh ini terdapat 249 laporan penurunan pendengaran pada pasien positif atau suspek Covid-19 dari 50 negara.

Baca Juga: Lengkap! Begini Cara Daftar, Persyaratan dan Mencairkan Dana BLT UMKM Rp1,2 Juta

Diagnosis dan tata laksana dini oleh dokter telinga hidung tenggorok bedah kepala leher (THT-KL) dapat memberikan hasil yang positif berupa perbaikan gejala.

"Ahli THT-KL sebenarnya telah lama mengetahui infeksi virus, seperti herpes, sitomegalovirus, atau coronavirus lain misalnya, dapat menyebabkan penurunan pendengaran mendadak, baik pada hanya satu atau kedua telinga," katanya.

Informasi akurat dan kredibel bagaikan oksigen yang menyehatkan kita.
Gejala penurunan pendengaran yang muncul sangat bervariasi bergantung pada jenis virus penyebab. Hasil penelitian mengenai penurunan pendengaran tersebut sangat bervariasi.

Namun Fetterman dan koleganya dari University of Southern California memperkirakan terapi dini yang dimulai kurang dari satu bulan sejak munculnya gejala dapat memberikan hasil yang positif pada 50% kasus dan menurun 25% jika terapi dimulai setelahnya.

Teori pendukung
Sejak awal pandemi banyak ahli memperkirakan SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan penurunan pendengaran.

Baca Juga: 148 Orang Pemudik yang Masuk ke Jakarta Terkonfirmasi Positif Covi-19

Teori tersebut kemudian didukung oleh adanya beberapa laporan kasus penurunan pendengaran pada pasien Covid-19 dari berbagai rumah sakit atau sentra kesehatan lainnya di berbagai belahan dunia.

Sebuah laporan dari Thailand pada Maret 2020 menyatakan ada kasus penurunan pendengaran pada pasien Covid-19. Sejak saat itu, kasus-kasus serupa juga mulai dilaporkan dari berbagai negara dunia: Mesir, Amerika Serikat, Qatar, Jerman, Turki, Australia, Inggris, Brazil, Irlandia, Cina, Jepang, Iran, dan negara lain.

"Memang laporan penurunan pendengaran pada pasien Covid-19 tidak sebanyak gejala lainnya. Hingga saat ini belum ada laporan kasus serupa di Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Israel Murka! AS Ungkap 4 Negara Sasaran Serangan Berikutnya, UAS: Melayu Akan Datang!

Tujuh belas laporan kasus dari 14 negara menyebutkan 32 pasien Covid-19 pendengarannya menurun. Selain itu, 11 penelitian lain di 50 negara menunjukkan adanya 217 kasus penurunan pendengaran dari total 6.626 pasien Covid-19 (3,3%).

Kasus yang dilaporkan bervariasi mulai dari penurunan pendengaran ringan hingga tuli total, pada satu atau kedua telinga. Sejauh ini, pasien yang dilaporkan berada dalam rentang usia 18-81 tahun.

Selain penurunan pendengaran, beberapa pasien juga mengeluhkan gangguan telinga lain berupa suara berdenging, vertigo atau pusing berputar, dan nyeri telinga.

Pada beberapa kejadian, gejala penurunan pendengaran muncul sebelum, berbarengan, atau setelah gejala pernapasan yang banyak terjadi pada kasus Covid-19. Pada kasus lain, gangguan telinga dilaporkan sebagai satu-satunya gejala Covid-19.

Baca Juga: Mau Dapat BLT Rp1,2 juta? Gampang Lho, Cukup dengan KTP dan NIK Dana Bakal Cair Usai Lebaran!

Selain gangguan penghantaran suara, SARS-CoV-2 juga diperkirakan dapat menyerang telinga dalam maupun pusat pendengaran di batang otak dan otak besar secara langsung. Teori lain menyatakan adanya kerusakan saraf pendengaran yang disebabkan oleh radang akibat SARS-CoV-2 di sepanjang jalur saraf.

Teori iskemia menyatakan pembekuan darah akibat SARS-CoV-2 juga dapat menghambat transfer oksigen menuju organ pendengaran. Teori-teori tersebut menjelaskan potensi menetapnya penurunan pendengaran menjadi permanen pada kasus Covid-19.

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler