Hati-hati! Ini Gejala Cacar Monyet Monkey Pox yang Harus Diwaspadai

1 Agustus 2022, 14:14 WIB
Gejala Cacar Monyet//pexels.com/Edward Jenner /

GALAMEDIANEWS - Cacar monyet atau monkey pox saat ini sedang melanda di sejumlah Negara di dunia, apalagi belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status cacar monyet sebagai Darurat kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu 23 Juli 2022. Ini tentu membuat banyak orang lebih waspada.

Cacar monyet adalah penyakit infeksi akibat Monkeypox virus (MPXV) yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus penyebab smallpox. Penularan penyakit ini melalui binatang (zoonosis) tetapi gejalanya lebih ringan.

Monkeypox adalah penyakit langka yang pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Maka dari itulah, penyakit ini diberi nama monkeypox atau cacar monyet.

Baca Juga: Sidang Ade Yasin Dilanjutkan ke Pemeriksaan Saksi, Status OTT jadi Polemik

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ri Mohammad Syahril mengungkapkan sejumlah gejala khas cacar monyet yang patut diwaspadai. Apa saja? Yuk, kita simak penjelasannya selengkapnya di bawah ini.

Tanda dan gejala Monkeypox

Gejala cacar monyet manusia mirip dengan gejala cacar tetapi cenderung lebih ringan. Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah munculnya kelenjar getah bening membengkak (limfadenopati) pada cacar monyet.

Berikut penjelasannya:

Fase prodromal

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal atau fase prodromal, menandakan Sahabat MIKA tertular virus monkeypox antara lain:

- Demam

- Sakit kepala terkadang terasa hebat

- Nyeri otot

- Sakit punggung

- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan.

Baca Juga: Indramayu Tampilkan Tari Topeng Mimi Rasinah sebagai Karya Masterpiece di OVOS : One Village One Story

- Panas dingin

- Kelelahan dan lemas

Fase erupsi

Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok.

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Meskipun cacar monyet hingga Mei 2022 belum ditemukan di Indonesia, tetapi tercatat sejumlah negara, termasuk negara tetangga yaitu Singapura melaporkan kejadian kasus ini.

Baca Juga: Sidang Bupati Bogor Nonaktif Ade Yasin Dilanjutkan ke Pemeriksaan Saksi

Tercatat negara-negara di luar Afrika yang muncul kejadian monkeypox adalah Amerika Serikat, Inggris, Israel, Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Austria.

Untuk anak-anak sebaiknya tidak melewatkan vaksin cacar air. Virus cacar air dan cacar monyet sendiri saling terkait sehingga vaksin cacar air dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Terlebih, penelitian memperkirakan lebih dari 70% orang di dunia tidak memiliki imunitas terhadap cacar monyet karena belum mendapatkan vaksin cacar air. Jadi, jangan abaikan, ya!

Namaun, saat ini terdapat perbedaan yang signifikan antara cacar monyet dahulu dengan sekarang. Cacar monyet sebelumnya terjadi pada segala kategori usia, termasuk pada anak-anak.

Namun sekarang, cacar monyet lebih banyak terdeteksi pada orang dewasa. Diketahui, virus ini banyak terjadi pada pria biseksual dan gay.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler