Hati-hati, Tidak Semua Tanaman Obat Aman dan Layak Dikonsumsi

19 Agustus 2020, 20:25 WIB
ILUSTRASI tanaman obat KINA.* /Pixabay

GALAMEDIA - Peneliti di Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Dr Mohamad Rafi mengatakan tidak semua tanaman obat aman untuk dikonsumsi.

"Dibutuhkan penanganan dan tindakan dalam memanfaatkan senyawa-senyawa kimia yang terdapat pada tanaman-tanaman tersebut," terang Rafi melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 19 Agustus 2020.

Pada tumbuhan, ujar Rafi, terdapat komponen kimia yang berperan penting dalam menghasilkan reaksi biologi sebagai suatu komposisi yang aktif.

Baca Juga: Jadwal Acara INDOSIAR dan SCTV, 20 Agustus 2020: Konser Hijrah Cinta Rossa & Lesti

Komposisi tersebut kompleks dengan variasi konsentrasi dan belum diketahui total senyawa yang terkandung di dalamnya.

"Meskipun merupakan komoditas yang sama menjadi pendorong dibutuhkannya standarisasi bahan baku," jelas dia.

Dosen Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University itu mengungkapkan, Indonesia sebagai negara dengan iklim tropis, memang memiliki salah satu keunggulan.

Baca Juga: Jokowi-Ma'ruf Amin Terpampang di Prangko Seri Terbaru, Tema Covid-19 Ikut Ditampilkan

Di antaranya adalah kekayaan biodiversitas tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat. Namun, tidak semua tanaman obat aman dikonsumsi.

Menurutnya, ada sederetan problem yang saat ini dihadapi dalam standarisasi obat. Mulai dari bahan baku, pemalsuan bahan kimia obat atau tumbuhan lainnya yang mirip, kesalahpahaman bahwa obat herbal pasti aman, serta produk dengan kualitas rendah.

Masalah lainnya dalam standarisasi obat adalah tidak diketahuinya tingkat toksisitas atau racun, serta interaksi dengan obat herbal atau kimia lainnya.

Baca Juga: Lagi Ambyar, Barcelona Resmi Tunjuk Koeman Sebagai Pelatih

Termasuk juga penggunaan obat herbal untuk hasil indikasi yang berbeda, dosis yang tidak tepat, serta berpeluangnya menggunakan tumbuhan obat yang salah.

"Singkatnya, standarisasi atau kendali mutu tumbuhan obat dan produknya sangat diperlukan," kata Rafi.

Lebih lanjut ia mengatakan, metode kendali mutu tumbuhan obat yaitu dengan menggunakan metode fingerprint analysis, profilling analysis, dan targeted analysis. Yang paling sering digunakan adalah targeted analysis.

Baca Juga: Nekat Beroperasi, Tempat Hiburan di Kota Bandung Kena Semprot Satpol PP

Terakhir, Rafi mengatakan standarisasi menjadi bagian penting dalam menghasilkan obat herbal yang konsisten khasiat, kualitas dan keamanannya.

Konsep dalam standarisasi obat herbal Indonesia perlu dikembangkan menyesuaikan karakteristik yang ada di Indonesia.

"Perlu bagi stakeholder memikirkan bagaimana menstandarkan agar khasiat dan keamanannya terjamin dengan baik," pungkas dia dilansir Antara.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler