Dampak Buruk Konsumsi Gula Secara Berlebihan pada Bayi

22 April 2024, 16:39 WIB
Ilustrasi/Seorang anak tengah meminum susu/antaranews.com/ /

GALAMEDIANEWS – Konsumsi gula secara berlebihan pada seorang bayi akan sangat berdampak, terutama terhadap kesehatannya.

Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama memberikan penjelasan dampak buruk yang dapat terjadi akibat konsumsi gula yang berlebihan pada bayi.

“Pada dasarnya, bayi belum dapat mengenai rasa dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, rasa manis dan asin berlebihan membuat anak jadi picky memilih-milih makan,” ungkap Ngabila.

Ngabila menjelaskan lebih lanjut kebanyakan makanan manis yang orang tua berikan kepada bayi seringkali merupakan jenis makanan yang tidak sehat. Contohnya yakni bubur bayi instan yang bebas jual di pasaran.

Bubur bayi instan yang diklaim memiliki kandungan gizi lengkap dan seimbang, dikatakannya memiliki kandungan yang berbeda jauh dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) alami yang dibuat untuk anak usia enam sampai 24 bulan.

Hal itu disebabkan oleh proses produksi yang panjang, memungkinkan kandungan nutrisi didalamnya menurun hingga mengandung pengawet atau perasa buatan.

“Pemberian MPASI alami pada anak 6-24 bulan dan sesudahnya tetap yang terbaik,” kata Ngabila lebih lanjut.

Jika seorang ibu ingin memberikan perasa manis pada bayi, hanya boleh menggunakan madu alami. Dengan catatan tidak diberikan pada bayi yang baru berusia kurang dari satu tahun.

Baca Juga: Inilah 6 Titik Zona Tubuh yang Dapat Menurunkan Kadar Gula Darah dengan Pijat Refleksi Pada Perut, Ayo Coba!

Pemberian gula boleh dilakukan pada bayi usia di atas enam bulan sesudah lulus ASI eksklusif sebagai bahan MPASI dengan takaran yang sesuai.

Ngabila mengingatkan agar orang tua yang mempunyai bayi di rumah untuk lebih memperhatikan asupan dan kandungan gizi yang diberikan karena pemberian gula berlebih dapat menyebabkan sejumlah masalah yang merugikan kesehatan bayi.

Permasalahan utama yang seringkali terjadi adalah bayi menolak untuk diberikan ASI. “Ini sangat merugikan bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bayi sangat membutuhkan berbagai nutrisi penting guna pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama saat ia berusia di bawah satu tahun,” ujar Ngabila.

Hal yang mungkin terjadi selanjutnya adalah kebiasaan makan yang buruk. Bayi akan menolak untuk memakan makanan sehat yang alami, tidak ada pengawet maupun makanan buatan.

Baca Juga: Baik Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus! 5 Jenis Buah Ini Bisa Bantu Kontrol Kadar Gula Darah

Usai mengenali rasa manis, biasanya bayi memilih untuk mengonsumsi air berasa karena lebih nyaman di mulut.

Jika konsumsi makanan manis secara berlebih terus berlanjut, maka bayi akan terkena potensi kerusakan gigi.

Terutama ketika gigi pertama muncul dengan memicu peningkatan populasi bakteri dalam mulut, sehingga gigi-gigi yang tumbuh selanjutnya mengalami kerusakan yang sama.

“Selanjutnya, dapat memicu hiperaktif. Gula dapat diserap ke dalam darah dengan sangat cepat, kadar gula darah yang tinggi meningkatkan adrenalin dan hiperaktif pada bayi, balita serta anak-anak,” jelas Ngabila.

Terdapat kemungkinan bayi akan mengalami kelesuan akibat terjadinya peningkatan produksi hormon insulin. Hal tersebut yang menjadi pemicu kelesuan, lemas, dan bayi menjadi tidak aktif.

“Pemberian gula secara berlebihan juga menghindarkan anak dari terkena obesitas, diabetes di usia dini yang menyebabkan menumpuknya kalori dalam tubuh,” ujarnya yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari.

Pengawasan akan konsumsi gula ini memerlukan pengawasan secara menyeluruh. Dengan adanya pengawasan untuk konsumsi pada bayi akan berakibat bayi tumbuh secara baik dan normal. ***

 

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler