Kenali Gejala Kanker Paru-paru Stadium Awal, Biasanya Diketahui Setelah Stadium Lanjut 

20 November 2020, 14:15 WIB
Gambar organ paru-paru manusia. /Pixabay

GALAMEDIA - Kesehatan merupakan modal utama dalam kehiudan kita. Ada kalanya, penyakit datang tiba-tiba, tidak diketahui sebelumnya. Misalnya saja gejala kanker paru-paru stadium awal.

Kondisi ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Gejala penyakit ini biasanya baru terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kanker paru-paru stadium awal agar penanganan dapat dilakukan sejak dini.

Dikutip galamedia dari laman alodokter menyebutkan, kanker paru-paru merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di dunia. Menurut WHO, diperkirakan sekitar 1,7 orang meninggal karena kanker paru-paru pada tahun 2015.

Baca Juga: Ini 4 Hal yang Membatalkan Wudhu dan Larangan Bagi yang Tak Memiliki Wudhu yang Wajib Diketahui

Salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat kanker paru-paru adalah sulitnya mendeteksi gejala yang ditimbulkan dari kanker ini sejak dini. Hal tersebut membuat banyak kasus kanker paru-paru baru terdiagnosis setelah memasuki stadium lanjut dan semakin sulit ditangani.

Gejala Kanker Paru-Paru Stadium Awal
Tidak mudah menyadari keberadaan gejala kanker paru-paru pada stadium awal. Kebanyakan gejala penyakit ini sering kali mirip dengan penyakit lain, seperti tuberkulosis, efusi pleura, pneumonia, bronkitis, dan abses paru.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker paru-paru stadium awal:

1. Batuk yang berkelanjutan
Batuk bisa disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti flu atau iritasi saluran pernapasan. Namun, jika batuk tidak juga berhenti dalam waktu lebih dari 2 minggu, bisa jadi ini pertanda dari kanker paru-paru.

Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap, termasuk pemeriksaan fisik dan penunjang seperti Rontgen dada.

Baca Juga: Jangan Parno, Begini Cara Mengatasi Gatal dan Sakit Tenggorokan

2. Batuk berdarah
Batuk kronis yang disertai darah atau bercak darah pada dahak, bisa menjadi gejala dari kanker paru-paru stadium awal. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan secara langsung oleh dokter.

3. Sesak napas
Sesak napas atau napas yang terengah-engah saat melakukan aktivitas sederhana juga bisa menjadi pertanda kanker paru-paru stadium awal. Sesak napas dapat terjadi akibat sel kanker menghalangi saluran pernapasan atau adanya penumpukan cairan di sekitar paru-paru.

Namun, sesak napas tidak hanya menandai adanya kanker paru-paru. Sesak napas saat beraktivitas ringan juga bisa menjadi gejala penyakit gagal jantung.

Baca Juga: Akses Pembiayaan ke Bank Terbatas, Fintech Sangat Bantu UKM di Masa Pandemi

4. Nyeri dada
Kanker paru-paru juga dapat menyebabkan nyeri dada yang bisa menjalar hingga ke bahu atau punggung. Biasanya, rasa nyeri ini bersifat tajam, muncul secara terus-menerus, atau terkadang hilang timbul.

Nyeri dada juga bisa menjadi gejala penyakit jantung. Namun, nyeri dada akibat kanker paru-paru biasanya akan terasa semakin berat ketika menarik napas dalam, batuk, atau tertawa.

5. Suara serak
Suara serak yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung lebih dari 2 minggu bisa menjadi gejala kanker paru-paru stadium awal. Suara serak terjadi ketika sel kanker memengaruhi saraf yang mengatur pita suara, sehingga menyebabkan perubahan pada suara.

6. Mengi
Suara mengi yang keluar saat menarik atau mengembuskan napas merupakan pertanda dari kondisi kesehatan tertentu, seperti alergi atau asma. Namun, hal ini juga bisa menjadi gejala dari kanker paru-paru. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika mengi tidak hilang dalam 2 minggu.

Baca Juga: Resmi, Fadil Imran Jabat Kapolda Metro, Ahmad Dofiri Kapolda Jabar

7. Penurunan berat badan
Orang yang menderita penyakit kanker, termasuk kanker paru, biasanya akan kehilangan berat badan secara drastis. Hal ini disebabkan oleh sel kanker yang menggunakan energi dan mengambil seluruh nutrisi dalam tubuh.

Oleh karena itu, jangan abaikan perubahan pada berat badan, terutama bila hal ini terjadi saat Anda tidak mengubah pola makan atau gaya hidup.

Gejala kanker paru-paru juga bisa berupa demam, mudah lelah, sulit makan atau menelan, pembengkakan pada jari, dan muncul benjolan yang mencurigakan pada tubuh.

Faktor Risiko Penyakit Kanker Paru-Paru
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit kanker paru-paru. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui dan hindari:

- Kebiasaan merokok dan paparan asap rokok
Kebiasaan merokok atau terlalu sering terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.

Baca Juga: Ingin Jadi Anggota Kopassus? Ternyata Ini yang Harus Dilalui Para Prajurit

- Paparan gas radon
Radon merupakan gas alami yang dihasilkan dari pemecahan zat uranium di tanah, air, dan batuan. Terpapar atau menghirup gas radon dalam jumlah banyak merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru.

- Paparan asbes
Bekerja di tambang atau pabrik bisa membuat Anda rentan terpapar asbes. Hal ini bisa membuat Anda lebih berisiko terkena kanker paru-paru. Terlebih jika Anda seorang perokok aktif.

- Polusi udara
Terlalu lama berada di tempat yang memiliki tingkat polusi udara tinggi, membuat risiko terkena kanker paru-paru menjadi lebih besar. Sekitar 5 persen dari kasus kematian akibat kanker paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara.

- Faktor keturunan
Jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat kanker paru-paru, kemungkinan besar Anda lebih berisiko menderita penyakit ini. Namun, sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa munculnya kanker paru juga berkaitan dengan faktor lingkungan dalam keluarga, seperti merokok dan paparan polusi di lingkungan tempat tinggal.

Setelah mengetahui berbagai faktor risiko penyakit kanker paru, diharapkan Anda menyadari pentingnya menjalani pola hidup sehat mulai dari sekarang. Hal ini dapat Anda lakukan dengan berhenti merokok, berolahraga secara rutin, dan mengonsumsi makanan bernutrisi. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler