The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (39)

- 30 November 2020, 12:30 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Kalau warga datang lagi ke sini sudah bukan urusan kita. Itu mah urusan babi hutan sama orang kampung, Bray!"

"Jangan begitu juga, Euy! Meski pun dia ini babi hutan apalagi kelihatannya baik dan jinak, sebaiknya diselamatkan. Takutnya nanti warga main hakim sendiri menghajar, memukul, apalagi sampai membunuh, kasihan juga celeng ini," seraya melirik ke arah babi hutan yang berdiri disampingnya.

Babi hutan mengeluarkan suara, seakan-akan memahami apa yang dikatakan Kabayan dan teman-temannya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (29)

"Tuh, cek urang ge kumaha eta bagong siga nu ngarti pada apa yang sedang kita bicarakan," ujar Kabayan.

"Jang sugan aya lumpat teu ka jalan bagongna? Tidak ketemu di sawah mah geus diubek oge!" teriak seorang lelaki paruh baya dari atas pematang, berjalan perlahan mendekati jalan kampung.   Berikut lanjutannya;

"Tuh, siah nyaho? Warga pasti ka dieu!"

"Kumahakeun atuh bagong ini apakah akan kita serahkan pada mereka?" belum juga kering mulu Kemed.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (30)

Mang Karman berteriak, "Itu babi hutan! Awas, Jang Kabayan! Tukangeun bisi nyuruduk!" loncat dari pematang menuju ke arah Kabayan.

"Mana?" Kabayan pura-pura tidak tahu, seraya membalikan tubuhnya seratus delapan puluh derajat ke belakang. "Ieuh, bagong lumpat heula wayahna lamun maneh hayang salamet!" bisiknya pelan.

"Aduh, kabur, Mang!" Kabayan pura-pura tersentak kaget.

"Wah kabur deui ke sawah! Kejar lagi!" warga kampung kembali berhamburan setelah melihat kelebatnya bayangan babi hutan yang berlari lagi ke sawah.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (31)

Tua Kampung yang menyaksikan kejadian tersebut mendekati Kabayan dan kawan-kawan.

"Jang, kalian tidak apa-apa?" tanyanya.

"Tidak, Pak, hanya kaget saja dan takut!" jawab Ajum mewakili.

"Sukur atuh ari tidak kenapa-kenapa mah! Paur we bapak mah bisi ujang disuruduk!" seraya menghela napasnya dalam-dalam. "Aduh capek juga ngejar-ngejar babi hutan! Lindeuk japati," ujarnya.

"Konon, Pak?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (32)

"Lain Pak Konon, Pak Apung kituh, Kemed!" sikut Ajum.

"Huh, eta juga begitu maksud saya teh!" lirik Kemed. "Dulu konon katanya ada warga bapak yang pernah diseruduk babi hutan hingga tewas? Apa benar, Pak?"

"Cek saha eta teh, Med?" tanya Ajum.

"Kamu tidak dengar begitu tadi warga banyak yang bilang begitu?"

"Benar, Jang." terang Tua Kampung. "Itu kejadian sekitar tiga tahun yang lalu,"

"Tidak dahulu-dahu teuing atuh kalau tigha tahun lalu mah, Pak?" ujar Kabayan.

"Enya, Jang." Tua Kampung menganggukan kepala.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (33)

"Aneh saya mah, Pak. Mengapa di daerah pesawahan banyak babi hutan. Bukankah babi hutan itu tempatnya di hutan?" tanya Kemed.

"Ah, di sawah mah lain babi aya ge bancet!"

"Diam dulu, Ajum! Kamu mah ngengklokan bae!" tegur Kemed kesal.

"Justru itu, jangankan ujang bapak dan penduduk Kampung Cingur juga heran."

"Seukuran apa babinya yang dulu nyeruduk warga hingga tewas teh, Pak? Apa sama dengan yang kini dikejar-kejar warga?"


Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x